Makassar (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Selatan mencatat adanya peningkatan luas lahan panen jagung pipilan provinsi itu pada 2024 sebesar 9,21 ribu hektare menjadi 191,01 ribu hektare.
Kepala BPS Sulawesi Selatan Aryanto di Makassar, Kamis, mengungkapkan peningkatan 9.210 hektare itu sama dengan 5,07 persen jika membandingkan dengan luas panen pada 2023 yang sebesar 181,80 ribu hektare.
"Angka ini mengalami kenaikan sebesar 9,21 ribu hektare atau 5,07 persen dibandingkan dengan luas panen pada 2023 yang sebesar 181,80 ribu hektare," ujarnya.
Aryanto mengatakan, produksi jagung pipilan kering dengan kadar air 14 persen pada 2024 juga mengalami peningkatan.
Dia menyebut dengan angka itu, produksi telah jagung pipilan mencapai 1,13 juta ton pada 2024 dan naik sebanyak 105,99 ribu ton atau 10,34 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang sebanyak 1,03 juta ton.
Sementara itu, potensi luas panen jagung pipilan kering pada periode Januari–April 2025 diperkirakan mencapai 88,96 ribu hektare, dengan potensi produksi sebanyak 527,58 ribu ton.
"Proses penyempurnaan perhitungan produksi jagung telah dilakukan secara komprehensif melalui berbagai tahapan. Perhitungan ini melibatkan data luas panen, produktivitas, dan angka konversi jagung," katanya.
Aryanto menerangkan data yang digunakan dalam perhitungan produksi meliputi luas potensi lahan jagung di lahan sawah dan lahan bukan sawah.
Luas potensi lahan jagung di lahan sawah diestimasi dari hasil perkalian lahan baku sawah (LBS) dengan proporsi pertanaman jagung di lahan sawah. LBS yang digunakan adalah LBS 2024, berdasarkan Keputusan Menteri ATR/Kepala BPN No.446.1/SKPG.03.03/V/2024 tanggal 31 Mei 2024.
Sementara itu, luas potensi lahan jagung di lahan bukan sawah dihitung berdasarkan luas lahan tegalan atau ladang dengan proporsi pertanaman jagung di lahan bukan sawah.
Data lahan tegalan atau ladang diperoleh dari Laporan Akhir Penyiapan Data Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) 2018–2020 yang dipublikasikan oleh Kementerian ATR/BPN, serta Peta Neraca Penatagunaan Tanah (NPGT) Nasional 2019 dari kementerian yang sama.
"Luas panen jagung dihitung berdasarkan hasil pengamatan fase tumbuh jagung melalui survei Kerangka Sampel Area (KSA) jagung," ucapnya.
Untuk produktivitas per hektare, kata Aryanto, diperoleh dari Survei Ubinan berbasis rumah tangga yang dilakukan setiap subround.
Sementara itu, angka konversi jagung tongkol kering panen menjadi jagung pipilan kering dengan kadar air 28 persen dan 14 persen menggunakan hasil Survei Konversi Jagung yang dilakukan pada 2020 (SKJG 2020).