Makassar (ANTARA) - Dewan Pengurus Pusat Ikatan Masjid Mubalig Indonesia Muttahidah (DPP IMMIM) terus fokus meningkatkan kompetensi mubalig dan layanan kepada jamaah masjid di Sulawesi Selatan.
“Kami ingin memastikan bahwa para mubalig kita lebih ter-upgrade dalam kapasitasnya. Begitu juga sinergi antar-masjid juga harus diperkuat,” ujar Ketua Umum Yayasan Dana Islamic Center IMMIM Nur Fadjri FL pada halal bihalal yang dirangkaikan diskusi diskusi program kerja 2025 di Gedung Islamic Center IMMIM, Makassar, Jumat.
Selain itu, lanjutnya, kolaborasi dengan pemerintah menjadi salah satu kunci utama yang akan terus dikembangkan. IMMIM menyadari pentingnya peran pemerintah dalam mendukung kegiatan masjid dan para mubalig.
“Pemerintah sangat memperhatikan rumah ibadah dan mubalig. Kami ingin IMMIM menjadi mitra strategis dalam program-program tersebut,” ujarnya.
Salah satu contoh sinergi yang bisa dilakukan bersama pemerintah adalah bagaimana kontribusi IMMIM membantu program nasional dalam upaya menekan dan menurunkan angka stunting di Sulsel.
IMMIM berencana membekali para dai dengan materi kesehatan dan gizi, sehingga mereka bisa menyampaikan pesan-pesan edukatif dalam dakwah yang dibawakan.
“Dai punya pengaruh besar di masyarakat. Jika mereka bisa mengedukasi soal pola hidup sehat, gizi, dan kebersihan, kontribusinya pada pengurangan stunting sangat signifikan,” kata Nur Fadjri.
DPP IMMIM juga tengah mengupayakan pembukaan cabang-cabang baru di berbagai daerah sebagai bagian dari pengembangan organisasi secara struktural dan fungsional.
“Ini penting untuk menjangkau lebih banyak komunitas Muslim di daerah-daerah yang selama ini belum tersentuh program IMMIM,” ujarnya.
Ketua Umum DPP IMMIM Dr KH M Ishaq Samad mengatakan kegiatan ini tidak hanya sekadar bersilaturahim, tapi juga mengevaluasi program kerja selama satu tahun terakhir dan menyusun program strategis untuk 2025.
Berbeda dari sebelumnya yang mengevaluasi kinerja setiap lima tahun, IMMIM kini menerapkan sistem evaluasi tahunan. Langkah ini bertujuan agar semua program lebih terukur dan selaras dengan kebutuhan para pemangku kepentingan.
“Kita ingin semua pengurus, dari tingkat pusat hingga masjid, terlibat aktif memberikan masukan dan kritik membangun. Evaluasi ini juga mencakup pertanggungjawaban keuangan secara terbuka,” kata KH Ishaq Samad.
Salah satu program prioritas tahun ini adalah peningkatan kemakmuran masjid. IMMIM telah merumuskan instrumen penilaian dan klasifikasi masjid yang akan disempurnakan dan diimplementasikan bersama pemangku kepentingan lainnya.
“Dengan adanya klasifikasi masjid dan kualifikasi mubalig yang jelas, kita bisa meningkatkan kualitas pelayanan keagamaan di masyarakat. Ini akan menjadi standar baru dalam mengelola rumah ibadah,”ujarnya.