Makassar (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan mendorong Kota Makassar menjadi salah satu perwakilan dari Sulsel untuk menjadi percontohan atau role model dalam pengelolaan sampah dengan metode Tempat Pengolahan Sampah Terpadu atau Refuse Derived Fuel (RDF).
Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman di Makassar, Senin, berharap Kota Makassar menjadi pilihan untuk pengelolaan sampah dengan metode TPST RDF atau pengolahan sampah menjadi bahan bakar alternatif melalui pencacahan, pengeringan, dan proses homogenisasi.
"Pak Wali Kota, Insya Allah Makassar menjadi salah satu program soal pengelolaan sampah berbasis Terpadu Refuse Derived Fuel (RDF) sudah kita uji coba di Pangkep," ujarnya pada Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) RPJMD Makassar.
Ia mengatakan metode TPST RDF adalah sampah yang diubah menjadi bahan bakar setara batu bara. Material bahan bakar itu kemudian dimanfaatkan oleh pabrik semen.
Pengelolaan sampah berbasis RDF merupakan hasil pengolahan sampah yang dikeringkan untuk menurunkan kadar air dan menaikkan nilai kalorinya.
Andi Sudirman menjelaskan gagasan ini diterapkan Kementerian Infrastruktur untuk energi listrik. Bahkan Pemprov Sulsel sudah mendiskusikan dengan pemerintah pusat.
Sudirman berharap bahwa Kota Makassar masuk dalam beberapa kota di Indonesia, yang masuk menjadi percontohan mengelola persampahan menggunakan energi listrik.
"Harapan kami, Kota Makassar masuk percontohan, bersama beberapa kota di Indonesia. Jadi, nanti kalau ada dicontohkan bisa di Kota Makassar," jelasnya.
Saat ini persoalan sampah merupakan masalah lingkungan yang sangat serius yang dihadapi masyarakat pada umumnya. Baik itu sampah organik maupun sampah nonorganik. Gubernur meminta Pemkot Makassar memperhatikan persoalan ini.
"Isu terkait lingkungan, soal persampahan. Kota akan banyak penduduk dan banyak sampahnya. Jangan pikir masuknya saja, yang keluar tidak dipikir. Kalau sampah tidak selesai, ini masalah besar kita. Jadi, pak Wali Kota perhatikan ini," tuturnya.
Keberadaan RDF ini akan menjadi sumber pendapatan asli daerah melalui Clean Energy System. Teknologi ini juga tidak memiliki dampak negatif ke masyarakat dan lingkungan selama masa pakainya.
Dia menambahkan, ada sekitar 26 hektar area TPA Antang itu menjadi solusi. Disini kebutuhannya minimal 1200 ton untuk menjadi energi.
"Di sini kebutuhannya minimal 1200 ton untuk menjadi energi. Kalau seperti teknologi RDF butuh 900 itu pak Wali, kita butuh 300 alat, di kali Rp10 miliar lebih. Ini bisa menyelesaikan persoalan besar di Makassar," ucapnya.