Mamuju (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat menggelar gerakan pangan murah (GPM) sebagai upaya menjaga stabilitas harga bahan kebutuhan pokok menjelang Idul Adha 1446 Hijriah atau tahun 2025.
"Gerakan pangan murah ini bertujuan membantu masyarakat mendapatkan bahan kebutuhan pokok yang terjangkau," kata Wakil Gubernur Sulbar Salim S Mengga, saat memantau pelaksanaan gerakan pangan murah, di depan Kantor Gubernur Sulbar di Mamuju, Rabu.
Wagub menyampaikan, bahan kebutuhan pokok yang dijual pada gerakan pangan murah itu harganya di bawah harga pasaran dan HET (Harga Eceran Tertinggi).
"Selisihnya dengan di pasaran hingga 20 persen dan juga dijual di bawah HET," ujar Salim Mengga.
Salim Mengga menyampaikan bahwa pelaksanaan gerakan pangan murah itu sengaja dilakukan jauh dari pasar agar para pedagang di pasar tradisional tidak merasa tersaingi.
"Pelaksanaan pasar pangan murah ini sengaja dilaksanakan di depan Kantor Gubernur Sulbar agar para pedagang di pasar tradisional tidak merasa dirugikan dan tersaingi," kata Salim Mengga.
Sementara dari pantauan, pelaksanaan gerakan pangan murah yang digelar sejak Rabu pagi hingga siang terlihat langsung diserbu ratusan warga.
Para warga terlihat membeli berbagai bahan kebutuhan pokok, seperti cabai, bawang, minyak goreng dan gula pasir, khususnya beras yang saat ini terus mengalami kenaikan harga.
"Kami membeli berbagai bahan kebutuhan pokok di sini untuk keperluan persiapan Idul Adha. Harganya jauh lebih murah dibanding di pasar," kata Diana, salah seorang warga Kabupaten Mamuju.
Sejumlah kebutuhan pokok yang dijual pada pasar murah tersebut, di antaranya, beras premium dijual Rp115.000 per kilogram, minyak goreng Rp15.700 per liter, bawang merah Rp30.000 per kilogram, cabai besar Rp40.000 per kilogram dan gula pasir Rp17.000 per kilogram.
"Beras yang dijual di pasar pangan murah ini selisihnya jauh dari harga di pasar. Kalau di pasar, harga beras premium mencapai Rp145.000 per kilogram," ujar Diana.
Warga berharap pelaksanaan pasar pangan murah itu dilaksanakan hingga sehari sebelum Idul Adha.
"Tadi, saya datang sekitar pukul 10.00 WITA, tetapi beras sudah habis. Jadi, kami berharap agar agar pelaksanaan pasar pangan murah ini dilaksanakan sampai besok (Kamis)," kata Ira, warga Mamuju lainnya.