Antisipasi cuaca ekstrem di Sulsel, Basarnas siaga khusus akhir tahun

Maros (ANTARA) - Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) mempersiapkan evaluasi dan siaga khusus menghadapi libur panjang Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 untuk mengantisipasi bencana di tengah cuaca ekstrem.

"Libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 digunakan masyarakat untuk liburan dan mudik ke kampung halaman. Basarnas sebagai institusi pemerintah berkewajiban mendukung kelancaran mobilitas tersebut dengan menjamin keselamatan mereka," kata Direktur Kesiapsiagaan Basarnas Noer Isrodin Muchlisin di Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu.

Menurut dia, kegiatan persiapan evaluasi dan siaga khusus di Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Kelas A Makassar, kompleks Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar, di Kabupaten Maros itu guna memastikan kesiapan personel.

"Persiapan ini bertujuan memastikan kesiapan seluruh jajaran Basarnas dalam menghadapi potensi risiko keselamatan masyarakat selama periode libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026," katanya.

Noer menekankan pentingnya sinergi dan kesiapan operasional dalam mendukung mobilitas masyarakat yang diprediksi meningkat saat libur Natal dan tahun baru.

Kegiatan ini dihadiri secara luring dan daring oleh Kepala Seksi Siaga dan Operasi dari berbagai Kantor Pencarian dan Pertolongan di seluruh Indonesia.

Siaga SAR Khusus Natal dan tahun baru tersebut adalah kegiatan rutin yang mesti didukung penuh Basarnas. Rencananya, pelaksanaan siaga aktif mulai 18 Desember 2025 hingga 5 Januari 2026.

Ia menegaskan, personel Basarnas perlu mengidentifikasi potensi ancaman kerawanan termasuk bencana hidrometeorologi, seperti banjir dan tanah longsor. Kemudian kecelakaan transportasi darat, laut, dan udara, serta kecelakaan di area wisata

Untuk mengantisipasi hal tersebut, kata dia, perlu peningkatan kolaborasi, memperkuat kerja sama dengan seluruh potensi SAR, kesiapan alat utama dan personel, serta optimalisasi layanan kepada masyarakat.

"Kegiatan persiapan ini menjadi momentum yang penting untuk menstandarkan tahap persiapan dan meningkatkan kualitas penyelenggaraan Siaga SAR Khusus, sehingga kita siap mengantisipasi terjadinya kecelakaan, bencana, atau kondisi membahayakan manusia," kata Noer.