Kupang (ANTARA Sulsel) - Gubernur Nusa Tenggara Timur Frans Lebu Raya mengajak masyarakat untuk tetap mempertahankan ideologi Pancasila guna menjaga bangsa dan negara Indonesia dari pengaruh intoleran yang memecah belah persatuan dan kesatuan.
"Mari kita jaga dan kawal ideologi bangsa kita ideologi Pancasila agar tidak mudah dipengaruhi oleh berbagai kepentingan dari luar yang bertujuan memecah belah," katanya dalam apel "Nusantara Bersatu" di Alun-lun Rumah Jabatan Gubernur NTT di Kupang, Rabu.
Menurut dia, ideologi Pancasila telah mewariskan nilai gotong-royong yang terpelihara dengan baik dari para pendahulu bangsa.
Melalui gotong royong, katanya, semua orang dituntut untuk bekerja sama, menghormati satu dengan yang lain, dan bergandengan tangan untuk membangun kehidupan bersama yang lebih baik.
Untuk itu, lanjut Gubernur NTT dua periode itu, masyarakat harus menjaga dan mengawal Pancasila terutama masyarakat NTT, karena cikal bakal lahirnya Pancasila itu dari Ende, Pulau Flores, tempat pengasingan Bung Karno pada masa penjajahan.
"Ini bukan klaim tetapi ini sejarah bahwa cikal bakal Pancasila lahir dari Nusa Tenggara Timur," katanya menegaskan.
Dia mengatakan, masyarakat NTT memiliki tanggung jawab besar terhadap sejarah untuk menjaga keutuhan negeri ini yang telah diproklamirkan oleh para pendahulu.
Gubernur Frans menambahkan, saat ini NKRI tengah dihadapkan pada tantangan pengaruh kepentingan orang atau sekelompok orang yang bertujuan memecah belah persatuan dan kesatuan.
Dia menilai, keadaan tersebut sebagai tantangan yang mendewasakan semua orang untuk menjaga kebersamaan, kebangsaan, dan keutuhan hidup bersama.
Untuk itu, katanya, NTT harus menjadi contoh dan teladan bagi daerah lain bahwa nilai gotong-royong yang tercermin dari ideologi Pancasila itu tetap kokoh.
"Perbedaan SARA (suku, agama, ras, antargolongan) itu sejatinya tidak akan bisa dihilangkan, namun perbedaan menjadi lambang kemajemukan yang membuat kita kaya," katanya.
Menurut dia, perbedaan kelompok mayoritas dan minoritas selalu ada untuk semua bangsa di seluruh dunia, namun nilai kebenaran tidak memandang hal tersebut.
Dia mengatakan, keberadaan kelompok mayoritas akan menjadi bermakna ketika dia mampu melindungi minoritas.
"Republik ini sudah diproklamirkan bahwa mayoritas bukan menjadi penindas dan minoritas bukan tirani," demikian Gubernur Frans Lebu Raya.
Berita Terkait
Wamendagri: Pilkada berjalan lancar di daerah terdampak bencana
Rabu, 27 November 2024 17:12 Wib
BMKG : Hujan berpotensi guyur mayoritas kota besar di Indonesia
Selasa, 19 November 2024 7:33 Wib
Wapres Gibran segera tinjau korban erupsi Gunung Lewotobi NTT
Rabu, 13 November 2024 16:12 Wib
Semua rute penerbangan di Bandara Lombok NTB terdampak letusan Lewotobi Laki-laki di NTT
Rabu, 13 November 2024 10:23 Wib
Gunung Lewotobi Laki-laki kembali muntahkan guguran lava pijar
Sabtu, 9 November 2024 8:21 Wib
Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur NTT muntahkan awan panas guguran
Kamis, 7 November 2024 11:55 Wib
PVMBG naikkan status Gunung Iya di Ende NTT ke Level Siaga
Rabu, 6 November 2024 5:22 Wib
Pemkab Flotim laporkan 2.472 jiwa mengungsi akibat erupsi Gunung Lewotobi
Selasa, 5 November 2024 13:21 Wib