Makassar (ANTARA News) - Provinsi Sulawesi Selatan masih membutuhkan tambahan pabrik pengolahan kakao guna meningkatkan nilai ekspor komoditas andalan itu.
Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulsel, Achmad Habibi, di Makassar, Senin, mengatakan, di Sulsel hanya terdapat satu pabrik pengolahan kakao.
Padahal, kata dia, perbandingan nilai ekspor antara kakao biji dengan kakao olahan cukup tinggi.
"Untuk ekspor kakao biji, kita masih harus dikenakan bea keluar yang nilainya mulai dari lima persen hingga 15 persen," tuturnya.
Berbeda halnya dengan ekspor kakao olahan yang tidak dikenakan tarif bea keluar.
Hal tersebut, kata dia, sudah menjadi kebijakan dari Kementerian Keuangan sejak bulan Maret lalu.
"Peningkatan ekspor kakao dalam bentuk olahan akan meningkatkan nilai tambah komoditas tersebut, sehingga mendatangkan keuntungan yang lebih tinggi dibandingkan dengan sekadar mengekspor kakao dalam bentuk biji mentah," jelasnya.
Ia mengatakan, akan lebih baik lagi jika pabrik olahan tersebut bukanlah perusahaan asing melainkan dikelola oleh pemerintah Sulsel.
"Selain dapat meningkatkan nilai ekspor, keuntungan lain yang diperoleh dengan adanya pabrik pegolahan kakai adalah penyerapan tenaga kerja," terangnya.
Hingga saat ini, nilai ekspor untuk kakao biji masih cukup besar dibanding kakao olahan.
Nilai ekspor untuk kakao biji mencapai 122 juta dolar AS, dengan negara tujuan yakni Amerika Serikat dan Malaysia.
"Sedangkan untuk nilai ekspor kakao olahan mencapai 11,159 juta dolar AS, dengan negara tujuan yaitu Amerika Serikat, Malaysia dan Singapura," katanya.
Menteri Pertanian Suswono pada akhir bulan lalu mengapresiasi dan mendukung upaya penjajakan yang dilakukan Pemerintah Provinsi Sulsel kepada perusahaan cokelat dunia PT Nestle.
"Sulsel adalah penghasil kakao ketiga dunia setelah Ghana dan Pantai Gading. Sementara di Indonesia telah menjadi penghasil kakao terbesar kenapa tidak membangun industri kakao di Sulsel," katanya.
Menteri menyayangkan jika Sulsel hanya mengekspor biji kakao yang nilainya kecil jika dibandingkan dengan membangun industrinya sendiri di daerah.
Ia berharap agar upaya Sulsel mendekati PT Nestle untuk memindahkan industrinya ke provinsi itu dapat terealiasasi guna memberikan nilai tambah yang lebih besar bagi petani kakao.
(T.pso-103/A023)
Berita Terkait
Mentan memberikan bantuan dan santunan anak yatim dan korban banjir di Sulsel
Sabtu, 11 Mei 2024 13:08 Wib
Pemprov Sulsel bergerak cepat tangani sekolah terdampak bencana banjir
Sabtu, 11 Mei 2024 12:04 Wib
BMKG terbitkan 14 daerah berstatus waspada dampak cuaca ekstrem termasuk Sulsel
Sabtu, 11 Mei 2024 9:58 Wib
Dinkes Sulsel: Dilakukan pemeriksaan kesehatan berlapis bagi CJH
Sabtu, 11 Mei 2024 0:27 Wib
Pemprov Sulbar tingkatkan kompetensi pengelola koperasi kembangkan usaha
Jumat, 10 Mei 2024 22:12 Wib
Kemenkumham Sulsel semangati jajaran UPT wujudkan WBK
Jumat, 10 Mei 2024 22:09 Wib
KPU umumkan 156 calon PPK lolos tes tertulis untuk Pilkada Makassar
Jumat, 10 Mei 2024 21:02 Wib
Unhas berangkatkan tim ketiga dan bantuan logistik bagi korban bencana ke Luwu dan Sidrap
Jumat, 10 Mei 2024 20:13 Wib