Makassar (ANTARA) - Dewan Professor dari berbagai universitas hadir dalam seminar daring Unhas Makassar dengan tema "Protokol Keperilakuan Menuju Tatanan Baru Dalam Perspektif Kearifan Lokal dan Kesalehan Sosial", Kamis.
Guru Besar Antropologi Universitas Gajah Mada Prof Dr Irwan Abdullah M Sc mengatakan krisis pandemi bukan masalah baru dalam sejarah peradaban manusia.
Sehingga masyarakat dituntut untuk melakukan adaptasi dan perubahan pola perilaku agar upaya penanggulangan penyebaran COVID-19 bisa diatasi dengan baik.
"Kita melihat bersama perkembangan kasus yang terus meningkat. Kasus ini akan turun ketika ada upaya perubahan perilaku masyarakat. Jika kita mengakumulasi energi nasional dalam artian menata perilaku kesalehan secara global maka kita akan mampu mengubah keadaan," jelas Prof Irwan.
Dalam memandang kasus COVID-19, Prof Irwan membaginya kedalam beberapa landasan pemikiran diantaranya COVID-19 sebagai prakondisi bagi great transformation yang menghadapkan manusia pada tantangan perubahan alam dan sosial.
COVID-19 juga dipandang sebagai preseden bagi berlakunya sistem sosial baru dan tatanan global sekaligus menjadi kondisi objektif yang memaksa adaptasi perilaku subjektif dan tatanan sosial baru.
"Dari sisi prakondisi great transformation, COVID-19 menjadi ujian bagi daya survive manusia dalam menyelamatkan peradaban untuk bertahan hidup sebagai bagian dari natural selection, environmental nurturing dan sosial nursing menuju keseimbangan ekologis," sambung Prof Irwan.
Rektor Unhas Prof Dr Dwia Aries Tina Pulubuhu, MA dalam sambutannya mengapresiasi kegiatan Dewan Profesor Unhas dengan topik pembahasan menarik yang berfokus pada upaya memutus mata rantai penyebaran COVID-19.
"Krisis pandemi merupakan keprihatinan kita bersama. Kita menghargai segala upaya penanggulangan yang dilakukan pemerintah hingga saat ini. Namun, kasus COVID-19 masih cenderung meningkat. Untuk itu, dibutuhkan kolaborasi bersama, bukan hanya dari aspek pemerintah, tapi dari sisi masyarakat dalam menghadapi pandemi," kata Prof Dwia.
Prof Dwia juga menekankan bahwa menyamakan pandangan dari sisi pemerintah dan masyarakat sangat diperlukan. Sehingga, menghasilkan satu perspektif bersama dalam upaya melakukan penanggulangan pencegahan COVID-19.
"Jangan sampai masyarakat secara keseluruhan menganggap ini bukan masalah sehingga tidak ada upaya dalam melakukan perubahan perilaku. Olehnya itu, sangat penting kita satukan pandangan agar proses percepatan penanggulangan bisa berlangsung efektif," ujarnya.
Berita Terkait
AMACAD discusses Corruption: Laode M. Syarif, Associate Professor of the Faculty of Law Unhas is invited to be a speaker
Selasa, 23 Mei 2023 18:58 Wib
Gubernur Sulawesi Selatan dukung peningkatan produksi gula semut Luwu
Kamis, 24 Desember 2020 22:29 Wib
Dewan Professor Unhas bahas pangan dan kesehatan usai pandemi
Sabtu, 13 Juni 2020 23:28 Wib
Dewan professor Unhas bahas pemulihan sosial ekonomi pasca pandemi COVID-19
Senin, 1 Juni 2020 19:25 Wib
Ketua Dewan Direksi Universitas Utara Malaysia beri kuliah umum di Unhas
Kamis, 5 Maret 2020 21:11 Wib
Dosen asal Kanada akui pembiayaan bisnis sistem syariah lebih adil
Sabtu, 25 Januari 2020 21:17 Wib
Kemristekdikti buka kesempatan Program World Class Professor
Kamis, 18 Juli 2019 17:40 Wib
300 profesor berkumpul di Kota Makassar
Jumat, 24 Mei 2019 12:45 Wib