Makassar (ANTARA) - Peristiwa gempa bumi dengan magnitudo 6,2 Jumat (15/01) dini hari masih teringat jelas diingatan para korban gempa di Majene dan Mamuju, Sulawesi Barat.
Kurang dari 10 detik, bencana alam ini memporak-porandakan Kota Mamuju, ibukota Provinsi Sulawesi Barat, begitu pula pada wilayah Kabupaten Majene.
Seketika wilayah ini lumpuh, aliran listrik di sebagian wilayah Sulawesi Barat terputus. Sebanyak 872 Gardu Distribusi di Kabupaten Majene dan Mamuju, Sulbar padam dengan total 90.688 pelanggan terdampak.
Tidak tinggal diam, pihak PLN bergerak cepat memulihkan kondisi kelistrikan di wilayah suku Mandar tersebut. PLN melalui UIW Sulselrabar menerjunkan 124 personilnya untuk mengawal pemulihan listrik di wilayah ini.
Berkat kesigapan petugas yang dikerahkan di lapangan, 463 Gardu Distribusi setempat berhasil dinormalkan kembali hingga siang (15/01).
Komitmen pihak PLN untuk terus berupaya memulihkan listrik Sulbar disampaikan langsung General Manager UIW Sulselrabar Awaluddin Hafid. “Kami terus berupaya agar listrik dapat segera menyala. Mohon doanya agar semua lancar,” katanya pascagempa.
Menyalanya lebih dari separuh gardu listrik milik PLN cukup melegakan para pengungsi saat itu. Komunikasi dengan keluarga bisa kembali dilakukan secara intens bagi para korban gempa Sulbar. Khususnya untuk para perantau yang bermukim dan menetap di Mamuju, seperti Suhiyem, seorang warga Surabaya, Jawa Timur.
Selain pangan, jaringan listrik menjadi kebutuhan mendasar masyarakat di masa genting bencana saat itu. Utamanya para perantau harus segera bisa berkomunikasi dan memberi kabar kepada keluarga dan kerabat yang tentu khawatir terhadap kondisi mereka.
"Saya numpang isi daya handphone di pengungsian untuk bisa hubungi keluarga di Jawa. Syukur alhamdulillah, listrik yang sempat padam, cepat menyala pada siang harinya," kata dia.
Kegembiraan menyambut pulihnya listrik juga disampaikan Rasyid, warga korban gempa bumi yang mengungsi di kawasan Simboro Kabupaten Mamuju.
Bersama pengungsi lainnya selama dua hari pascagempa, jaringan listrik terputus sehingga warga terpaksa menggunakan penerangan seadanya.
Padahal penggunaan air bersih di wilayah ini lebih banyak menggunakan sumur bor dalam aktivitas setiap hari yang juga membutuhkan jaringan listrik. Para pengungsi pun sangat kesulitan mendapatkan air untuk mandi dan memenuhi kebutuhan airnya pascagempa.
"Untungnya, aliran listrik sudah menyala. Meskipun masih mengungsi, tetapi paling tidak kami sudah tidak kesulitan air dan alat komunikasi sudah bisa lancar," ujarnya pada Minggu (17/01).
Bukan hanya personil, PLN juga menyiapkan perlengkapan dan material seperti genset kapasitas kecil, lampu darurat dan mobil layanan teknik, dengan sigap dikerahkan ke daerah-daerah terdampak gempa.
Gerak cepat tanggap PLN ini menuai apresiasi bukan hanya dari masyarakat tetapi juga Gubernur Sulawesi Barat Ali Baal Masdar.
Ali tidak lupa menyampaikan bahwa Pemprov Sulbar siap membantu PLN untuk berkoordinasi dengan instansi lain dalam upaya percepatan pemulihan listrik di wilayah yang dipimpinnya.
Prioritaskan rumah sakit
PLN UIW Sulselrabar dalam melakukan upaya pemulihan listrik di lokasi bencana gempa Sulbar, memprioritaskan pemulihan listrik berbagai rumah sakit.
Menurut General Manager PLN UIW Sulselrabar Awaluddin Hafid, rumah sakit merupakan titik vital, khususnya untuk memberikan perawatan kepada korban gempa.
Alhasil, listrik Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Mamuju pada Sabtu (16/1) malam dan Rumah Sakit Regional Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) pada Minggu (17/1)berhasil dipulihkan. Sementara rumah sakit yang kondisi listriknya belum menyala dilengkapi genset dari PLN.
Selain rumah sakit, secara bertahap PLN telah berhasil memenuhi kebutuhan pasokan listrik di beberapa lokasi vital lainnya, seperti posko-posko pengungsian, Markas Kepolisian Daerah Sulbar, Posko Komando Distrik Militer Bandara Tampa Padang, Posko Stadion Manakarra, Telkom, serta sebagian Penerangan Jalan Umum Kota Mamuju.
Langkah prioritas PLN dalam mengawal pemulihan listrik di Sulbar pascagempa dianggap tepat oleh Kepala Bidang Perencanaan RSUD Mamuju Wahyu.
Tersedianya aliran listrik sangat dibutuhkan oleh rumah sakit untuk memberikan pertolongan dan perawatan kepada pasien korban gempa.
Itu karena kebanyakan dari pasien memerlukan tindakan operasi yang tentu membutuhkan tenaga listrik.
"Sebelumnya kami menggunakan genset, sekarang kami sangat terbantu dengan adanya listrik dari PLN. Terima kasih kepada PLN,” ujar Wahyu.
Selain itu, pada bidang kesehatan, PT PLN melalui Yayasan Baitul Maal (YBM) PLN menerjunkan tenaga medis yakni dua dokter dan tiga perawat serta dua unit mobil ambulance untuk membantu pelayanan kesehatan para korban gempa di Majene dan Mamuju, Sulbar.
Tenaga medis yang dikerahkan tersebut bertugas melakukan pengobatan di Posko PLN dan posko-posko pengungsian. Ini karena dipastikan kebutuhan masyarakat akan layanan kesehatan bertambah.
Apalagi sementara masyarakat harus tidur di pengungsian, yang sedikit banyak tentu memiliki pengaruh terhadap kesehatan.
Sebagai koordinator Tanggap Bencana Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Provinsi Sulawesi Barat, PLN membuka tiga posko bantuan guna membantu korban terdampak gempa, antara lain di Rumah BUMN Majene, Kantor Pelayanan PLN Onang Majene dan PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Mamuju.
Selain menjadi posko bantuan, dua posko yang berlokasi di Rumah BUMN Majene dan PLN UP3 Mamuju juga berfungsi sebagai dapur umum untuk kebutuhan pangan para personil PLN selama di Sulbar, serta para pengungsi.
Datangkan material
Guna mempercepat pemulihan kelistrikan di wilayah Sulbar pasca diguncang gempa bumi pada Jumat (15/01) lalu, PLN mendistribusi berbagai material kelistrikan dari sejumlah wilayah di Indonesia.
Sebanyak 33 unit trafo dan 20 tiang besi tambahan milik PLN telah tiba di Pelabuhan Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) Mamuju, Senin (18/1) malam, setelah diangkut dari Surabaya menggunakan Kapal Rumah Sakit KRI dr. Soeharso-990.
"Trafo dan tiang ini akan digunakan untuk memulihkan kelistrikan pascagempa," kata Hafid melalui keterangannya di Makassar.
Sebelumnya, material kelistrikan tambahan berupa 21 unit trafo yang diangkut menggunakan jalur darat dari Kendari dan Gorontalo juga sudah tiba di Mamuju yang digunakan untuk memulihkan kelistrikan terdampak gempa.
Trafo merupakan bagian penting dari gardu listrik yang berfungsi mengatur tegangan listrik. Kerasnya guncangan gempa menyebabkan beberapa tiang dan trafo roboh, sehingga menyebabkan trafo mengalami kerusakan. Trafo-trafo yang baru tiba tersebut akan digunakan untuk menggantikan trafo yang rusak akibat guncangan gempa yang terjadi.
GM PLN UIW Sulselrabar Hafid juga menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaannya kepada TNI-AL yang sudah membantu PLN untuk mengangkut material kelistrikan ke Mamuju. Selain itu juga akan ada 10 unit trafo dari Kalimantan.
Pada pemulihan listrik Sulbar, PLN juga menambah 178 personil kelistrikan dari berbagai daerah di Pulau Sulawesi seperti Palu, Palopo, Makassar, Luwuk, Gorontalo dan Kendari. Sehingga total personil yang diterjungkan sebanyak 236 personil.
Sambungan listrik gratis
Bukan hanya berusaha melakukan pemulihan listrik, PLN Sulselrabar juga memberikan layanan penyambungan listrik secara gratis
sebagai wujud kepedulian kepada korban gempa Sulbar, khususnya pada pelanggan yang bangunannya mengalami kerusakan.
Layanan ini guna memberikan keringanan terhadap pelanggan terdampak gempa di Mamuju dan Majene, Sulawesi Barat.
Saat ini, PLN sedang melakukan pendataan bangunan, seperti rumah, toko, rumah ibadah, ataupun bangunan lain yang rusak akibat guncangan gempa untuk mengamankan kabel Sambungan Rumah (SR) dan kWh meternya.
“Untuk bangunan pelanggan yang mengalami rusak berat, tentu demi keamanan dan keselamatan kita amankan dulu kabel SR dan kWH meternya," kata Senior Manager SDM dan Umum PLN UIW Sulselrabar, Mundhakir
Jika membutuhkan layanan PLN, pelanggan dapat menghubungi melalui aplikasi PLN Mobile yang tersedia di Playstore atau Appstore, serta melalui Contact Center PLN 123.
Pemulihan kelistrikan di Sulbar pascagempa 15 Januari lalu, kini hanya menyisakan 16 gardu wilayah Ulumanda, Sulbar. Para personil PLN pun masih berjibaku melakukan pemulihan listrik di wilayah yang sempat terisolir tersebut akibat akses terputus karena longsor.
PLN telah menyiapkan 25 unit Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTSHE) sebagai alternatif cahaya sementara bagi warga Kecamatan Ulumanda, Sulawesi Barat.
PLN UIW Sulselrabar khususnya UP3 Mamuju terus melakukan recovery (pemulihan) listrik pada seluruh wilayah terdampak listrik padam akibat gempa bumi yang mengguncang Sulawesi Barat pada Jumat (15/01) dini hari, pukul 2.28 WITA.
Tanpa mengenal lelah, pihak PLN terus melakukan berbagai upaya untuk bisa memberikan penerangan listrik bagi 90.688 pelanggan dari 872 gardu terdampak di Sulbar.