Makassar (ANTARA) - "Alhamdulillah, jarumnya kecil, tak sebesar yang saya kira, jadi tidak terasa," inilah sepenggal kalimat awal yang keluar dari mulut Wakil Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman sesaat setelah menjadi orang pertama di provinsi itu yang menjalani vaksinasi COVID-19 tahap perdana pada 14 Januari 2021.
Kalimat tersebut bernada ajakan dari sosok pemimpin kepada masyarakatnya agar lebih tenang dan tidak takut menjalani vaksinasi COVID-19.
Untaian kalimat ini juga bisa dimaknai sebagai ajakan kepada masyarakat agar percaya dan menghapus informasi-informasi hoax yang memang menjadi tantangan dalam menyukseskan program vaksinasi COVID-19 yang tengah digalakkan pemerintah saat ini.
Wagub yang mengenakan rompi biru Tim Vaksinasi COVID-19 Pemprov Sulsel, saat menerima suntikan dari vaksinator yang ditugaskan, juga tampak begitu tenang dan rileks. Terlihat cukup jelas tidak ada beban ataupun kekhawatiran tentang segala kemungkinan yang bisa terjadi setelah menjalani program vaksinasi.
Begitupun saat menjalani vaksin tahap kedua di RSKD Dadi, beberapa hari lalu. Wakil Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman mengingatkan bahwa siapapun yang telah divaksin harus tetap menerapkan protokol kesehatan
Pada intinya ini sebagai stimulan pembentukan anti bodi untuk mengenali virusnya. Minimal untuk melawan jika virus masuk ke dalam tubuh.
"Insya Allah ini aman. Jangan mendengarkan berita hoax tentang vaksin, jika ragu, tanyakan pada ahli," kata Wagub memperjelas harapannya kepada masyarakat.
Apa yang ditunjukkan Wagub saat menjalani vaksin, setidaknya semakin memperkuat bahwa Vaksin Sinovac telah lulus uji verifikasi dari BPOM dan sertifikat halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI), serta mendapat surat ijin Emergency Use of Authorization (EUA).
Andi Sudirman Sulaiman mencatatkan namanya sebagai orang pertama di Sulsel yang menjalani vaksin. Sebab Gubernur Sulsel HM Nurdin Abdullah yang sedianya berada di daftar teratas penerima vaksin, tidak bisa mengikuti vaksinasi.
Alasan yang membuat orang nomor satu di Sulsel itu batal dikarenakan dinyatakan tidak memenuhi salah satu dari sejumlah syarat yang ditetapkan yakni terdapat anggota keluarga serumah yang kontak erat atau suspek atau konfirmasi atau sedang dalam perawatan karena penyakit COVID-19 sebelumnya.
Gubernur Sulsel HM Nurdin Abdullah meminta melalui Kementerian Kesehatan untuk mengkaji hal ini, sebab tenaga kesehatan juga setiap hari menghadapi pasien terkonfirmasi positif.
"Jujur saja kami semua sudah siap untuk melakukan vaksinasi, tetapi kriterianya itu yang membuat tidak bisa," ujar Nurdin menyakinkan masyarakat bahwa dirinya tidak ikut vaksin, bukan karena tidak mau namun tidak memenuhi persyaratan penerima vaksin.
Dalam persiapan menuju vaksinasi, pemerintah banyak mengalami berbagai hambatan. Termasuk berita dan informasi yang membuat masyarakat bingung akan vaksin ini.
Inilah poin yang disampaikan Gubernur pada peluncuran program vaksinasi bahwa solusi pada pandemi COVID-19 ini adalah vaksin.Apalagi melihat angka positif yang terus mengalami peningkatan.
Dan delapan hari kemudian atau tepatnya 22 Januari 2021 Nurdin Abdullah berhasil melewati syarat untuk divaksin.
Gubernur juga mencoba memberikan contoh bagi masyarakat dengan datang sendiri untuk mengambil vaksin dan melakukan opservasi 30 menit. "Tidak ada masalah dan tidak ada rasa sama sekali hanya rasa di gigit semut sekali," jelasnya.
Oleh karena itu, Nurdin mengimbau seluruh masyarakat Sulsel agar mengikuti vaksin sebagai satu-satunya solusi untuk keluar dari pandemi COVID-19 ini.
Terkhusus untuk Presiden Republik Indonesia Ir Joko Widodo, Gubernur Sulsel menyampaikan apresiasi dan terima kasih yang setinggi-tingginya atas perhatiannya terhadap masyarakat Sulsel.
Selanjutnya vaksin juga diberikan kepada Ketua DPRD Sulsel Ina Kartika Sari. Ia juga turut mengabadikan kebersamaan dengan melakukan vlog bersama Kadinkes Sulsel, dan Kepala RSKD Dadi.
Seperti Gubernur dan Wagub, Ketua DPRD juga turut mensosialisasikan dan mendorong masyarakat Sulsel untuk menyukseskan program pemerintah dan bersama-sama meyakini vaksin bisa menekan rantai penularan COVID-19 di Sulsel.
Penjabat Walikota Makassar Prof Rudy Djamaluddin juga mengikuti vaksin bersama Forkopimda Kota Makassar serta tidak merasakan gejala sama sekali pasca vaksin.
Kepala Dinas Kesehatan Sulsel Ichsan Mustari mengatakan vaksinasi pada tahap awal ini diberikan kepada tenaga kesehatan yang berjumlah 59.127 orang untuk 24 kabupaten/kota. Vaksin yang digunakan 66.640, yang kemudian didistribusikan di kabupaten kota.
Untuk tenaga kesehatan dilaksanakan selama dua bulan, Januari-Februari 2021. Pada tahap pertama, dilaksanakan di Makassar, Maros dan Gowa. Selanjutnya, 21 kabupaten/kota lainnya pada bulan Februari 2021.
Vaksinasi akan dilakukan di 470 puskesmas dan klinik, serta 30 rumah sakit umum daerah, baik pemerintah daerah dan TNI-Polri.
Vaksinasi dilaksanakan oleh vaksinator yang telah dilatih khusus untuk melakukan vaksinasi Covid-19 ini. Vaksin yang digunakan adalah Sinovac dan telah diuji klinis sampai tiga kali.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian vaksin. Termasuk apakah penerima pernah terkonfirmasi positif atau penyintas, wanita hamil, mengalami penyakit saluran pernapasan selama tujuh hari terakhir. Ataupun ada keluarga serumah yang kontak erat atau positif ataupun dalam perawatan Covid-19, ada penyakit kelainan darah, jantung, ginjal dan pencernaan.
Selanjutnya, dengan adanya kriteria tersebut, maka sangat diharapkan, orang yang akan diberikan vaksin ini, untuk memberikan informasi yang jujur dan terbuka terkait keadaan medisnya.
"Perlu kami sampaikan, EUA adalah izin yang dikeluarkan oleh BPOM yang diberikan dalam keadaan darurat. Olehnya itu, dalam pemberian vaksin ini, diperlukan beberapa kriteria tertentu, terkait dengan penanganan terhadap yang akan mendapatkan vaksin ini," ujarnya menyakinkan masyarakat.
Target Maret
Gubernur Sulawesi Selatan, Prof HM Nurdin Abdullah menargetkan bulan Maret 2021 ini, semua Tenaga Kesehatan (Nakes) sudah selesai di vaksin. Pemprov Sulsel menargetkan 300 orang divaksin perharinya supaya bisa selesai di bulan Maret.
Upaya Dinas Kesehatan Pemprov Sulsel saat ini terus berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan mengenai beberapa hambatan di lapangan.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Pemprov Sulsel, di lapangan memang ada kendala mengenai aplikasi. Dinkes Sulsel juga terus berupaya menyelesaikan hambatan-hambatan di lapangan.
"Memang soal aplikasi yang menjadi hambatan kita, tapi kita sudah komunikasikan dengan Kementerian Kesehatan dan juga ada diskresi dari Pak Kadis Kesehatan Provinsi agar bisa selesai tepat waktu," ujarnya.
Sementara untuk efektivitas dari vaksin Sinovac, kata Nurdin, akan berjalan dengan baik karena sejauh ini hampir semua sudah disiapkan data klinisnya khusus untuk Nakes.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Sulawesi Selatan (Sulsel) mencatat sebanyak 2.320 orang tenaga kesehatan telah disuntik vaksin COVID-19 per 28 Januari 2021. Kepala Dinkes Sulsel dr Muhammad Ichsan Mustari menjelaskan vaksinasi baru difokuskan di Kota Makassar, Kabupaten Gowa dan Maros.
Diketahui, tiga daerah ini menjadi pertimbangan utama dengan alasan presentase vaksinasi di tiga wilayah ini yakni 12,66 persen atau 4,09 persen untuk tingkat Sulsel.
Status vaksinasi di Sulsel terdiri dari tenaga kesehatan yang telah menerima vaksin di masing-masing daerah, yakni 1.759 orang di Kota Makassar, 285 orang di Kabupaten Gowa dan 276 orang di Maros. Selain itu, total tenaga kesehatan yang masih dalam observasi atau menunggu sebanyak 137 orang, sedangkan yang batal menerima vaksin yakni 344 orang.
Adapun tenaga kesehatan yang batal menerima vaksin tersebut diartikan tidak memenuhi salah satu syarat atau lebih dari 16 persyaratan vaksinasi.
Berdasarkan Surat Keputusan Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Nomor HK 02.02/4/1/2021 tentang Teknis Pelaksanaan Vaksinasi dalam Rangka Penanggulangan Pandemi COVID-19, tidak semua orang dapat divaksin.
Petunjuk teknis ini menjelaskan terdapat 15 kondisi orang yang tidak bisa divaksin. Pada format skrining khusus untuk vaksin Sinovac, terdapat 16 pertanyaan yang mesti dijawab oleh calon penerima vaksin berdasarkan rekomendasi Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) tersebut.
Pada status registrasi ulang vaksinasi Covid-19, data Dinkes Sulsel menunjukkan 18.027 orang telah menyatakan bersedia dari total 18.327 sasaran tenaga kesehatan di tiga daerah, yakni Makassar, Maros, dan Gowa.
Sejauh ini, sama sekali tidak ada tenaga kesehatan yang berhalangan melakukan vaksinasi setelah melalui hasil screening awal pada aplikasi. Sehingga total tenaga kesehatan yang telah melakukan registrasi ulang untuk vaksinasi COVID-19 mencapai 18.027.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Sulsel, dr Nurul AR, menambahkan, secara keseluruhan, Pemprov Sulsel menargetkan total sasaran tenaga kesehatan yang harus disuntik vaksin Covid-19 di Sulsel sebanyak 57.848 orang. Pelaksanaan vaksinasi ini ditargetkan selesai hingga akhir Maret 2021.
Diketahui, Dinkes Sulsel mulai mendistribusikan vaksin Sinovac COVID-19 ke 21 Kabupaten. Vaksin sebanyak 81.960 dikirim secara bertahap dan ditargetkan selama tiga hari sejak 27 hingga 29 Januari 2021, sehingga stok vaksin Sulsel tersisa 520 dosis.