Mamuju (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat bertekad mewujudkan swasembada pangan berkelanjutan dengan mengintervensi tiga komoditas unggulan yaitu beras, jagung dan sapi potong.
“Di Mamuju, ada tiga komoditas unggulan kita untuk kemandirian pangan,” kata Sofyan Yusuf, Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Peternakan Kabupaten Mamuju saat dihubungi Selasa.
Menurut dia, beras merupakan kebutuhan pokok yang tidak bisa ditunda sehingga ketersediaannya harus surplus.
“Kita harus swasembada. Jangan hari ini atau besok swasembada sehingga kita pertahankan dengan mengintervensi produksi produktivitas, baik melalui eksegesis maupun intensifikasi,” kata Sofyan Yusuf.
Ia optimistis swasembada berkelanjutan dapat terwujud mengingat iklim di Kabupaten Mamuju terhadap pengembangan sektor pertanian khususnya tanaman padi sangat mendukung.
“Kami optimistis lahan sawah saat ini sekitar 14 ribu hektare, bisa diintensifkan untuk meningkatkan produktivitas,” kata Sofyan Yusuf.
Intervensi juga dilakukan dengan memberikan bantuan pupuk dan benih, termasuk bantuan penangkapan benih di sekitar 45 hektare di tiga kecamatan, yakni kecamatan Kalukku, Papalang dan Sampaga.
“Kita bisa menghasilkan produksi benih yang unggul dan ini nantinya akan ditanam oleh petani, karena benih ini 80 persen keberhasilan peningkatan produktivitas berasal dari benih,” jelasnya.
Kabupaten Mamuju dalam mendukung ketahanan pangan berupa jagung. Komoditas jagung memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan di Kabupaten Mamuju, karena budidayanya yang tidak terlalu sulit dan harga jual yang cukup baik untuk pakan ternak yaitu diatas Rp4. 000 per kilogram.
“Komoditas jagung bisa menunjang ketahanan pangan kita. Potensi pasarnya juga bagus sehingga cepat tumbuh. Kemudian, teknik budidayanya tidak terlalu sulit, tidak sama dengan kedelai,” kata Sofyan Yusuf.
Sedangkan untuk swasembada komoditas sapi potong akan dilakukan upaya pengadaan bibit dengan cara perkawinan secara injeksi atau inseminasi buatan.
“Untuk pengembangan sapi potong, kami mengintervensi pengadaan bibit, pendampingan bibit secara berkala serta pengembangan bibit tersebut dengan cara kawin suntik atau inseminasi buatan,” ujarnya.