Makassar (ANTARA) - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Selatan (Sulsel) Suntono menyebutkan meningkatnya kebutuhan sarana dan transportasi khususnya angkutan udara di Sulsel mengakibatkan terjadinya inflasi 1,12 persen pada Juli 2022.
"Untuk kelompok transportasi ini andilnya terhadap inflasi berdasarkan 11 item kelompok pengeluaran sangat besar yakni 3,48 persen," ujarnya di Makassar, Senin.
Suntono mengatakan inflasi tersebut juga terjadi karena adanya kenaikan sejumlah harga komoditas yang ditunjukkan oleh naiknya indeks pada sebagian besar kelompok pengeluaran.
Pada periode ini, kelompok makanan minuman dan tembakau juga menyumbang inflasi sebesar 1,53 persen, diikuti kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,42 persen.
Selanjutnya, kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,40 persen serta kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,47 persen.
Kemudian, kelompok kesehatan sebesar 1,50 persen, kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,001 persen, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,29 persen.
Terakhir, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar sebesar 0,15 persen dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,74 persen.
"Ada kelompok pengeluaran yang inflasi dan ada juga yang alami deflasi. Yang deflasi itu kelompok transportasi sebesar 3,48 persen. Sementara kelompok informasi dan jasa keuangan itu yang terendah 0,001 persen," katanya.
Adapun komoditas yang memberikan andil inflasi pada kelompok ini yaitu; angkutan udara, bawang merah, cabai rawit, cabai merah, ikan cakalang, ikan layang, kebutuhan sekolah dasar, ikan kembung, ikan bandeng dan ikan teri.
Sementara komoditas yang menekan inflasi dan memberikan andil deflasi yaitu minta goreng, kangkung, daging ayam ras, tomat, cumi-cumi, jagung manis, daun kacang panjang, emas perhiasan, labu dan beras.
Lima kota yang menjadi sampel di Sulsel tercatat mengalami inflasi dengan inflasi tertinggi terjadi di Kota Makassar dengan 1,25 persen, disusul Palopo 0,60 persen, Parepare dan Bulukumba masing-masing 0,56 persen serta Watampone sebesar 0,52 persen.
Berita Terkait
Menhut memastikan cabut IPPKH yang tidak lakukan rehabilitasi lahan
Kamis, 21 November 2024 7:01 Wib
OJK : penyaluran kredit di Sulsel per Juli 2024 capai Rp161,5 triliun
Senin, 30 September 2024 18:08 Wib
Komisi II DPR setujui usulan penambahan anggaran Rp27,8 T untuk Otoritas IKN
Senin, 9 September 2024 19:02 Wib
BPS: Sulsel surplus perdagangan periode Januari-Juli 2024 sebesar Rp8,6 triliun
Selasa, 3 September 2024 0:58 Wib
BPS: Kunjungan wisatawan asing ke Indonesia hingga Juli 2024 capai 7,75 juta
Senin, 2 September 2024 16:06 Wib
DJBC sita 9,32 juta batang rokok ilegal selama Januari-Juli 2024
Jumat, 30 Agustus 2024 2:21 Wib
Neraca perdagangan ekspor-impor Sulsel Januari-Juli 2024 surplus 360 juta dolar AS
Kamis, 29 Agustus 2024 18:55 Wib
Penerimaan cukai Sulbagsel pada Januari-Juli 2024 capai Rp256,98 miliar
Kamis, 29 Agustus 2024 17:02 Wib