Pemprov Sulbar jaga stabilitas harga pangan melalui gerakan pangan murah
Mamuju (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat menggelar gerakan pangan murah sebagai upaya menjaga pasokan dan harga bahan kebutuhan pokok di daerah itu.
Penjabat Gubernur Sulbar Zudan Arif Fakrulloh, di Mamuju, Rabu mengatakan, gerakan pangan murah tersebut sesuai dengan harapan Presiden Joko Widodo.
"Tujuan gerakan pangan murah ini adalah untuk menjaga agar pasokan tersedia dan harga juga terkendali. Apa pun yang kita kerjakan harus langsung sampai ke masyarakat," kata Zudan Arif Fakrulloh.
Ia menyampaikan, selama menjadi Penjabat Gubernur akan terus mendorong program yang berdampak langsung kepada masyarakat.
Provinsi Sulbar kata Zudan Arif Fakrulloh, saat ini masih menjadi daerah dengan tingkat inflasi terendah di Indonesia.
Rendahnya inflasi tersebut berkat kerja keras semua komponen yang ada di Sulbar, seperti satgas pangan, OPD, para bupati, pengusaha dan instansi vertikal.
"Karena seluruh komponen di Sulbar bergerak, inflasi Sulbar terendah di Indonesia di angka 2,27 persen untuk year on year," tutur Zudan Arif Fakrulloh.
Sedangkan, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Sulbar Abdul Waris Bestari mengatakan, gerakan pangan murah itu akan terus dilakukan secara berkelanjutan.
Hingga akhir 2023, pihaknya akan melakukan gerakan pangan murah hingga 18 kali, utamanya jelang hari besar keagamaan.
"Untuk harga bahan pangan yang kita sediakan itu ada perbedaan harga dengan harga pasar, mulai Rp5 ribu hingga Rp10 ribu," kata Abdul Waris Bestari.
Ia mengungkapkan, stok komoditi bahan pokok di Sulbar masih tergolong stabil, utamanya beras.
Namun Abdul Waris Bestari juga mengakui, secara nasional ada kenaikan harga 10 hingga 15 persen.
"Kita menjalin kolaborasi dengan Bank Indonesia dan Perum Bulog dalam menjaga stabilitas pasokan dan harga bahan pokok," ujar Abdul Waris Bestari.
Penjabat Gubernur Sulbar Zudan Arif Fakrulloh, di Mamuju, Rabu mengatakan, gerakan pangan murah tersebut sesuai dengan harapan Presiden Joko Widodo.
"Tujuan gerakan pangan murah ini adalah untuk menjaga agar pasokan tersedia dan harga juga terkendali. Apa pun yang kita kerjakan harus langsung sampai ke masyarakat," kata Zudan Arif Fakrulloh.
Ia menyampaikan, selama menjadi Penjabat Gubernur akan terus mendorong program yang berdampak langsung kepada masyarakat.
Provinsi Sulbar kata Zudan Arif Fakrulloh, saat ini masih menjadi daerah dengan tingkat inflasi terendah di Indonesia.
Rendahnya inflasi tersebut berkat kerja keras semua komponen yang ada di Sulbar, seperti satgas pangan, OPD, para bupati, pengusaha dan instansi vertikal.
"Karena seluruh komponen di Sulbar bergerak, inflasi Sulbar terendah di Indonesia di angka 2,27 persen untuk year on year," tutur Zudan Arif Fakrulloh.
Sedangkan, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Sulbar Abdul Waris Bestari mengatakan, gerakan pangan murah itu akan terus dilakukan secara berkelanjutan.
Hingga akhir 2023, pihaknya akan melakukan gerakan pangan murah hingga 18 kali, utamanya jelang hari besar keagamaan.
"Untuk harga bahan pangan yang kita sediakan itu ada perbedaan harga dengan harga pasar, mulai Rp5 ribu hingga Rp10 ribu," kata Abdul Waris Bestari.
Ia mengungkapkan, stok komoditi bahan pokok di Sulbar masih tergolong stabil, utamanya beras.
Namun Abdul Waris Bestari juga mengakui, secara nasional ada kenaikan harga 10 hingga 15 persen.
"Kita menjalin kolaborasi dengan Bank Indonesia dan Perum Bulog dalam menjaga stabilitas pasokan dan harga bahan pokok," ujar Abdul Waris Bestari.