Jakarta (ANTARA) - Aktor Sha Ine Febriyanti melakukan riset dan berlatih selama tiga bulan untuk memerankan “Ibu Prani” pada film “Budi Pekerti”.
Dengan film yang berlatar di Yogyakarta, Ine mengaku perlu banyak memahami budaya masyarakat setempat mulai dari gestur, gaya berbicara, budaya, hingga dialek lokal.
“Saya tiga bulan benar-benar mengulik semua adegan dengan detil, logatnya seperti apa, ekspresinya, bagaimana orang Jawa bersikap, tidak terlalu ekspresif tetapi juga ketika mereka marah cara marahnya seperti apa, banyak detil-detil yang perlu dipahami dan dikuasai di sini, sebagai orang Jawa,” kata dia pada wawancara khusus dengan ANTARA secara daring, Senin.
Demi mendalami karakter dengan maksimal, mantan gadis sampul majalah itu meminta waktu selama empat hari kepada sutradara dan produser untuk terbang ke Kota Gudeg agar dapat benar-benar memahami budaya masyarakat setempat.
“Saya pribadi minta waktu untuk di Yogyakarta selama empat hari untuk observasi langsung,” imbuhnya.
Ine dan pelakon lainnya pun diberi latihan khusus dengan pelatih dialek untuk fasih bercakap dengan logat Yogyakarta. Meski lahir di Semarang, yang juga di Jawa Tengah, Ine mengaku tiap daerah memiliki dialek dan budaya yang berbeda.
Baca juga: Selly Marcelina kembali berakting dalam film horor "Suzzanna Malam Jumat Kliwon"
“Untungnya kita punya pelatih dialek khusus, karena memang dialek Yogyakarta ini kan berbeda dengan Jawa lainnya, setiap daerah di Jawa punya dialek yang berbeda,” jelas Ine.
“Budi Pekerti” mengisahkan istri, Ibu Prani (Sha Ine Febriyanti), seorang guru BK yang terlibat perselisihan dengan salah satu pengunjung pasar.
Sayangnya, kejadian tersebut berhasil direkam oleh seseorang dan diunggah ke media sosial. Bu Prani yang dinilai tidak mencerminkan sikap seorang guru pun dihujani komentar negatif yang juga berujung perundungan dan pengucilan di lingkungan rumah, hingga terancam kehilangan pekerjaannya.
Selain Sha Ine Febriyanti, aktor lain Dwi Sasono, Prilly Latuconsina, dan Angga Yunanda juga turut mengambil peran pada film kedua karya Sutradara Wregas Bhatuneja itu.
“Budi Pekerti” atau dalam judul versi global “Andragogy” diagendakan tayang perdana pada salah satu festival film paling bergengsi di dunia Toronto International Film Festival (TIFF) 2023, di Toronto, Amerika Serikat, pada 7 September, serta di layar lebar Tanah Air pada akhir 2023.
Baca juga: Film dokumenter tradisi berburu paus Lamalera NTT diputar di Tokyo