Mamuju (ANTARA) - Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah (DPKD) Provinsi Sulawesi Barat berkomitmen meningkatkan budaya literasi melalui pengembangan perpustakaan berbasis inklusi sosial.
"Kami berkomitmen meningkatkan budaya literasi melalui pengembangan perpustakaan berbasis inklusi," kata Kepala DPKD Sulbar Khaeruddin Anas di Mamuju, Sabtu.
Perpustakaan berbasis inklusi sosial suatu pendekatan pelayanan perpustakaan yang berkomitmen meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat sebagai pengguna perpustakaan.
Untuk mewujudkan tersebut, DPKD Sulbar menggelar sosialisasi pengembangan perpustakaan berbasis inklusi sosial di Kabupaten Pasangkayu.
Sosialisasi pengembangan perpustakaan berbasis inklusi itu, kata dia, diikuti 60 peserta dengan menghadirkan narasumber Pustakawan Ahli Madya Dinas Perpustakaan Sulawesi Selatan Nasaruddin.
Sosialisasi itu, kata Khaeruddin Anas, bertujuan memberikan informasi bahwa perpustakaan dapat mengambil peran, bukan hanya sebagai pusat informasi, namun dapat bertransformasi menjadi tempat pengembangan diri masyarakat sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan mereka.
Ia menyampaikan bahwa keberadaan perpustakaan desa akan membantu meningkatkan budaya literasi.
Selain ditentukan oleh pendidikan formal, katanya, peningkatan pengetahuan masyarakat juga akan terbantu jika masyarakat mempunyai budaya literasi yang baik.
"Hal itulah yang mendorong sehingga dilakukan sosialisasi pengembangan perpustakaan berbasis inklusi," ujar dia.
Literasi, menurut dia, memiliki peranan penting dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Menurut dia, perpustakaan salah satu penggerak literasi yang dapat membantu masyarakat untuk mendapatkan akses informasi dan pengetahuan dari berbagai narasumber, baik buku, majalah, internet, maupun media lainnya.
"Informasi dan pengetahuan tersebut dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat desa, misalnya untuk meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan, pertanian atau wirausaha," katanya.
Setelah pelaksanaan sosialisasi pengembangan perpustakaan berbasis inklusi sosial, pada kegiatan itu juga dilaksanakan bimbingan teknis strategi pengembangan perpustakaan (SPP) dan teknologi informasi dan komunikasi (TIK).
Bimbingan teknis itu, kata dia, bertujuan meningkatkan kapasitas pengelola perpustakaan resa dalam pengelolaan dan pengembangan perpustakaan berbasis teknologi informasi dan komunikasi.
Melalui kegiatan itu, dia mengharapkan, perpustakaan desa dapat menjadi salah satu wadah bagi warga setempat dalam memfasilitasi masyarakat dengan berbagai kegiatan pelatihan dan keterampilan yang bertujuan pemberdayaan sosial dan ekonomi.
"Sehingga nantinya, secara berkelanjutan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat," kata Khaeruddin Anas.
Berita Terkait
Dewan Pers ingatkan media tidak mengungkap identitas korban dalam berita KBG
Senin, 30 September 2024 18:17 Wib
Pemprov Sulbar kendalikan inflasi berbasis daulat pangan
Jumat, 27 September 2024 12:42 Wib
Kemenkumham Sulsel dorong OPD wujudkan pelayanan publik berbasis HAM
Senin, 9 September 2024 12:47 Wib
Wali Kota Makassar mendorong pembangunan berbasis ramah lingkungan
Minggu, 1 September 2024 12:55 Wib
Pemkab Maros telah menerapkan kebijakan transfer fiskal berbasis ekologis
Rabu, 28 Agustus 2024 16:31 Wib
DPK Sulsel menggelar Bimtek dukung program nasional penguatan literasi
Rabu, 14 Agustus 2024 1:11 Wib
IIP BUMN dan Klikhijau sosialisasikan pengolahan sampah di Makassar
Rabu, 7 Agustus 2024 9:57 Wib
Pemerintah: Revisi PP Nomor 5 Tahun 2021 Perizinan Berusaha Berbasis Risiko dalam tahap finalisasi
Sabtu, 3 Agustus 2024 17:05 Wib