Pemprov Sulbar beri pelatihan pada petani hasilkan kakao berkualitas
Mamuju (ANTARA) - Dinas Perkebunan (Disbun) Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) memberikan pelatihan kepada petani untuk menghasilkan kakao berkualitas untuk meningkatkan harga komoditas itu.
Kepala Dinas Perkebunan Sulbar, Herdin Ismail di Mamuju, Selasa, mengatakan Disbun Sulbar memberikan pelatihan kepada petani agar dapat menghasilkan kakao berkualitas tinggi untuk dipasarkan.
Ia mengatakan petani diberikan pengenalan dan praktik budidaya tanaman kakao sesuai standard untuk menghasilkan kakao berkualitas.
"Disbun Sulbar berupaya meningkatkan sektor perkebunan kakao, untuk mendorong pembangunan ekonomi, karena harga jual komoditi kakao sangat tinggi mencapai Rp175 ribu per kilogram di pasaran," katanya.
Sehingga, kata dia, Disbun Sulbar tidak hanya mendorong peningkatan produksi kakao namun juga meningkatkan kualitas dan membantu petani agar lebih mudah memasarkan kakaonya.
Dia mengatakan Disbun Sulbar telah mendorong petani kakao agar memiliki Surat Tanda Daftar Budi daya (STDB) agar memperoleh kemudahan dalam memasarkan hasil panen dan mengembangkan usaha.
"STDB merupakan salah satu modal kerja bagi petani kakao untuk menjual hasil panen maupun mengembangkan usaha, karena STDB merupakan salah satu bukti administrasi legal terkait peningkatan mutu tanaman kakao yang di dalamnya terdapat data posisi lahan pekebun, kualitas benih serta kualitas hasil panen," katanya.
Oleh karena itu, pihak Disbun Sulbar terus melakukan sosialisasi kepada petani mengenai STDB yang menjadi data bagi petani dan merupakan penentu kebijakan usaha perkebunan bagi petani kakao.
"STDB juga nantinya akan bisa dijadikan acuan bagi petani untuk mendapatkan program dana bantuan sosial atau hibah dari pemerintah, dan pemerintah juga akan mengetahui luas lahan perkebunan yang dinilai layak mendapat bantuan," katanya.
Sehingga, STDB menjadi suatu keharusan agar lahan perkebunan dapat diketahui dan terdata agar usaha pertanian kakao dapat berkembang.
"SDM teknis personil pendataan STDB Disbun Sulbar juga ditingkatkan, karena STDB melindungi dan mempertahankan keberlanjutan perkebunan kakao Sulbar," katanya.
Kepala Dinas Perkebunan Sulbar, Herdin Ismail di Mamuju, Selasa, mengatakan Disbun Sulbar memberikan pelatihan kepada petani agar dapat menghasilkan kakao berkualitas tinggi untuk dipasarkan.
Ia mengatakan petani diberikan pengenalan dan praktik budidaya tanaman kakao sesuai standard untuk menghasilkan kakao berkualitas.
"Disbun Sulbar berupaya meningkatkan sektor perkebunan kakao, untuk mendorong pembangunan ekonomi, karena harga jual komoditi kakao sangat tinggi mencapai Rp175 ribu per kilogram di pasaran," katanya.
Sehingga, kata dia, Disbun Sulbar tidak hanya mendorong peningkatan produksi kakao namun juga meningkatkan kualitas dan membantu petani agar lebih mudah memasarkan kakaonya.
Dia mengatakan Disbun Sulbar telah mendorong petani kakao agar memiliki Surat Tanda Daftar Budi daya (STDB) agar memperoleh kemudahan dalam memasarkan hasil panen dan mengembangkan usaha.
"STDB merupakan salah satu modal kerja bagi petani kakao untuk menjual hasil panen maupun mengembangkan usaha, karena STDB merupakan salah satu bukti administrasi legal terkait peningkatan mutu tanaman kakao yang di dalamnya terdapat data posisi lahan pekebun, kualitas benih serta kualitas hasil panen," katanya.
Oleh karena itu, pihak Disbun Sulbar terus melakukan sosialisasi kepada petani mengenai STDB yang menjadi data bagi petani dan merupakan penentu kebijakan usaha perkebunan bagi petani kakao.
"STDB juga nantinya akan bisa dijadikan acuan bagi petani untuk mendapatkan program dana bantuan sosial atau hibah dari pemerintah, dan pemerintah juga akan mengetahui luas lahan perkebunan yang dinilai layak mendapat bantuan," katanya.
Sehingga, STDB menjadi suatu keharusan agar lahan perkebunan dapat diketahui dan terdata agar usaha pertanian kakao dapat berkembang.
"SDM teknis personil pendataan STDB Disbun Sulbar juga ditingkatkan, karena STDB melindungi dan mempertahankan keberlanjutan perkebunan kakao Sulbar," katanya.