Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) Sulsel Shodiqin menyebut bahwa Hari Keluarga Nasional (Harganas) merupakan momentum revitalisasi peran keluarga untuk pembangunan.
"Peringatan Harganas diharapkan dapat menjadi momentum penting dalam merevitalisasi kembali peran keluarga dalam pembangunan," kata Shodiqin pada puncak Harganas ke-31 tingkat Provinsi Sulawesi Selatan 2024 di Lapangan Pallantikang, Kabupaten Maros, Senin.
"Peringatan Harganas diharapkan dapat menjadi momentum penting dalam merevitalisasi kembali peran keluarga dalam pembangunan," kata Shodiqin pada puncak Harganas ke-31 tingkat Provinsi Sulawesi Selatan 2024 di Lapangan Pallantikang, Kabupaten Maros, Senin.
Menurut Shodiqi, kendati keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat namun keluarga memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Shodiqin melanjutkan, peringatan Harganas ke-31 ini mengusung tema “Keluarga Berkualitas menuju Indonesia Emas”.
Menurut dia, salah satu tantangan besar yang dihadapi Indonesia saat ini adalah isu stunting yang masih menjadi perhatian utama.
Menurutnya, prevalensi stunting di Indonesia telah mengalami penurunan sebesar 15,7 persen dalam satu dekade terakhir dengan rata-rata penurunan sekitar 1,57 per tahun.
Menurutnya, prevalensi stunting di Indonesia telah mengalami penurunan sebesar 15,7 persen dalam satu dekade terakhir dengan rata-rata penurunan sekitar 1,57 per tahun.
Namun, angka tersebut masih jauh dari target 14 persen di tahun 2024 sehingga langkah-langkah strategis berfokus pada upaya pengukuran yang tepat dan intervensi serentak pencegahan stunting di seluruh wilayah Indonesia.
"Upaya ini mencakup peningkatan akses dan kesadaran masyarakat terhadap gizi yang baik pada masa pertumbuhan anak serta perbaikan layanan kesehatan ibu dan anak," kata Shodiqin.
Sekretaris Provinsi Sulsel Jufri Rahman menaruh perhatian besar terhadap tingginya angka stunting di Sulsel. Ia pun mengajak semua stakeholder terkait untuk berkolaborasi menurunkan angka stunting.
Sesuai Data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023, angka prevelensi stunting di Sulsel masih berada di angka yang cukup tinggi, yaitu sebesar 27,4 persen, mengalami kenaikan dari tahun 2023 sebesar 0,02 persen.
Angka ini masih di atas rata-rata nasional sebesar 21,5 persen. Sesuai amanat Presiden, target yang harus dicapai di tahun 2024 adalah sebesar 14 persen.
Angka ini masih di atas rata-rata nasional sebesar 21,5 persen. Sesuai amanat Presiden, target yang harus dicapai di tahun 2024 adalah sebesar 14 persen.
"Sehingga, dibutuhkan komitmen dan kolaborasi seluruh komponen terkait serta dukungan masyarakat itu sendiri," ujar Jufri Rahman.
Lebih jauh Jufri Rahman menyampaikan, peringatan Hari Keluarga bukan sekadar seremonial, tetapi diharapkan menjadi momentum bagi para keluarga Indonesia betapa pentingnya membangun sebuah bangsa yang besar yang bersumber dari kekuatan keluarga.
Untuk itu, diperlukan sinegritas untuk memperkuat program pemerintah melalui program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana).
Sementara itu, Bupati Maros Chaidir Syam menambahkan bahwa membangun negara harus dimulai dari keluarga, termasuk dalam upaya mencegah terjadinya stunting. Upaya preventif, kata Chaidir, menjadi skala prioritas dalam upaya percepatan penurunan stunting.
"Sehingga dibutuhkan pemahaman Bersama secara manajerial penanganannya agar hasilnya lebih terukur, baik kegiatan bersifat promosi maupun program yang bersifat pencegahan lainnya.
Hadir dalam acara tersebut, Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto, Pj Bupati Bantaeng Andi Abu Bakar, Sekda Kabupaten Takalar Muhammad Hasbi, Kadis DP3A Dalduk KB Sulsel Andi Mirna, dan Perwakilan Dinas DP3A Dalduk KB Kabupaten Kota se Sulsel.