RS Wahidin Sudirohusodo (RSWS) Makassar, Sulawesi Selatan menggelar parade tim tematik dalam strategi peningkatan kinerja organisasi dengan sustainable learning sebagai wujud peningkatan pemberian layanan kepada masyarakat.
Tercatat, sebanyak 40 pendaftar pada parade ini, namun 15 di antaranya inisiatif oleh individu dan 25 lainnya merupakan tim atau grup.
Mewakili Direktur Utama RSWS Makassar Dr dr Nu'man AS Daud di Makassar, Selasa, mengapresiasi kegiatan ini, sebab dinilai sangat relevan dengan transformasi internal Kementerian Kesehatan RI, yang mengharapkan pegawai Kemenkes harus mampu bekerja cerdas (efektif dan efisien).
"Saya telah mengelilingi meja-meja tim tematik dan begitu banyak inovasi yang muncul dan semuanya bagus. Memang seperti inilah yang diharapkan bahwa inovasi itu tidak muncul begitu saja, tetapi perlu diberikan ruang dan diarahkan dan didukung penuh oleh seluruh unit di RSWS.," ujarnya.
Menurutnya dalam pelayanan harus memanfaatkan sumber daya secara optimal untuk memberikan hasil terbaik dengan mengedepankan integritas, kompeten, senantiasa meningkatkan kemampuan diri, gesit dan cepat dalam beradaptasi terhadap perubahan.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Dr Ishak Iskandar menyampaikan bahwa kegiatan ini sangat positif dan memberikan dampak kepada kinerja Rumah Sakit dalam memberikan pelayanan yang berkualitas kepada masyarakat.
"Saya tidak menyangka begitu banyak inovasi-inovasi yang dilahirkan, mudah-mudahan ini juga bisa diadaptasi di organisasi lainnya, termasuk dinas kesehatan", ujarnya.
Project Leader Ridhayani menyebut bahwa terdapat beberapa tim yang sudah berproses pada tahapan jangka pendeknya, bahkan sudah memperlihatkan hasil yang signifikan, seperti SIJEMPOL, C-SAFE, METAVERSE, KOMUNIKATA dan PRISMA.
Dirinya menyebut SIJEMPOL memberikan daya ungkit yang cukup signifikan dalam dua pekan mengimplementasikan tahapannya, rating dan ulasan RSWS yang tadinya hanya 3,7 dengan 840 ulasan, meningkat menjadi 1.004.
Hal ini tidak terlepas dari pendampingan yang intens dari Dr Dewi Rizki Nurmala, Fajriana Razak dan seluruh agen.