Mamuju, Sulbar (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) mengembangkan cabai jenis Salodua untuk meningkatkan produksi komoditas tersebut dan membangun ekonomi daerah dari sektor pertanian.
"Pemprov Sulbar telah mengunjungi Kecamatan Maiwa, Kabupaten Enrekang (Sulsel), untuk belajar teknik budi daya, cara menanam, perawatan hingga panen cabai Salodua, agar dapat dikembangkan di Sulbar," kata Penjabat Gubernur Sulbar Bahtiar Baharuddin di Mamuju, Sulbar, Senin.
Ia mengatakan cabai Salodua dikembangkan kelompok tani Laskar Pelangi di Kecamatan Maiwa dan telah menghasilkan pendapatan hingga Rp350 juta untuk satu hektare tanaman cabai Salodua.
"Cabai Salodua tersebut sangat menjanjikan untuk meningkatkan kesejahteraan petani karena jika petani menanam cabai hingga 5.000 pohon, maka akan mampu mendapatkan pendapatan hingga Rp3,5 juta per bulan," katanya.
Menurut Gubernur, cabai Salodua akan dikembangkan di Sulbar untuk meningkatkan pendapatan masyarakat, karena iklim Sulbar cocok mengembangkan komoditas tersebut.
"Lahan seluas 50 hektare telah disiapkan di Sulbar dalam rangka memacu peningkatan komoditi cabai Sulbar yang produksinya mencapai 28.952 ton per tahun," ujarnya.
Cabai Salodua rasanya sangat pedas dan tahan terhadap penyakit Anthracnose dan virus Gemini dan kemudian cocok untuk ditanam di dataran rendah maupun tinggi sesuai kondisi alam Sulbar.
Cabai Salodua berwarna ungu saat muda dan merah mengkilap saat matang dengan ukuran panjang 3-4 cm dan diameter 0,75 cm.
"Pemprov Sulbar juga akan membina kelompok tani dan masyarakat secara luas, untuk mengembangkan komoditi cabai tersebut, dalam rangka memenuhi kebutuhan cabai masyarakat Sulbar," kata Gubernur.