Makassar (ANTARA Sulsel) - Mayat seorang penjual Markisa ditemukan mengapung diantara pulau Lae-lae dan Pulau Khayangan, Makassar, Kamis.
Informasi yang dihimpun menyebutkan, mayat mengenakan baju merah ini mengapung dan terdampar didekat tanggul Gusung antara Pulau Lae-lae dan Pulau Khayangan Kecamatan Ujung Pandang, Makassar oleh seorang Nelayan sekitar pukul 08.00 Wita pagi, kemudian melaporkan ke petugas Kesatuan Pengamanan Laut dan Pantai (KPLP) Pelabuhan Makassar untuk diangkat.
Setelah mayat lelaki ini diangkat ke gudang Pelabuhan Makassar ditemukan Kartu Tanda Penduduk (KTP) di saku celananya.
Idenitas mayat pun ditemukan dengan nama Firdaus R, lahir di Ujung Pandang (Makassar) 9 Januari 1983 dengan alamat jalan Regge lorong 4 kelurahan Wala-walayya, Kecamatan Tallo Kota Makassar.
Kondisi mayat yang sudah membengkak dan sekujur tubuhnya sudah hitam dan memar ini kemudian dibawah ke Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Mappa Oudang Makassar untuk divisum.
Sementara Pihak kepolisan berhasil menemukan rumah orang tua dan keluarga almarhum untuk menjemput jenazah di RS tersebut.
Ditemui keluarga almarhum, Arifuddin, mengungkapkan, jika semasa hidup almarhum bekerja sebagai penjual Markisa di atas kapal penumpang Pelni di Pelabuhan Makssar dan dilakoninya sejak beberapa tahun lalu.
Firdaus alias Daus dilihat rekannya terakhir pada hari Senin, 9 Agustus di KM Labobar. Di hari itu juga dikabarkan bahwa barang dagangan milik Daus disita pihak Kepolisian Resor (Polres) Kesatuan Pelaksana Pengamanan Pelabuhan (KP3) Makassar.
"Tapi kalau barang (Markisa) Daus disita yang mengurus penyelesaiannya itu Bosnya, bukan dia. Biasanya kalau ditangkap dia pergi ambil lagi Markisa baru di tempat bosnya, " katanya
Ia menjelaskan, menghilangnya Daus sejak Senin (9/8) lalu oleh orang tua, keluarga dan temannya diduga karena ikut pelayaran KM Labobar ke Papua dan disana ia akan menemui Saudarannya.
"Orang tuanya pun sempat menghubungi keluarganya di sana dan menyuruhnya untuk pulang karena sudah tiga hari tidak pulang, tapi keluarganya disana juga tidak tahu dan tidak melihatnya, "jelas Arif.
Sementara di RS Mappa Oudang, belasan sanak keluarga almarhum berdatangan menjemput jenazah untuk segera dibawa pulang ke rumah neneknya di jalan Cakalang Makassar.
Rencananya jenazah akan dimakamkan Jumat (21/8). "Itulah yang kami pertanyakan, apakah Daus sengaja dibunuh, didorong dari kapal, atau ia tenggelam saat mandi, " ujarnya.
(T.PSO-101/S016)