Dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu, Mensos menyempatkan diri mampir mencicipi bebek Palekko di rumah masa kecilnya di Kampung Sempang, Desa Mattiro Ade, Kecamatan Patampanua.
Setiba di kediamannya, tetangga dan keluarga menyambut hangat. Mensos menceritakan masa kecilnya yang cukup sulit karena terlahir dari keluarga petani.
"Saya dahulu sekolah pakai seragam bekas dan memakai sandal. Kendati demikian,n selalu juara kelas," ceritanya.
Rustan, Kepala Desa Sempang, menilai Idrus Marham sudah pintar sejak kecil meski berasal dari keluarga yang ekonominya sulit.
"Pak Idrus itu dari kecil cerdas, beliau tidak pernah bawa buku ke sekolah tetapi mengerti betul materi-materi sekolah hanya dengan sekali baca," katanya.
Rustan menceritakan bahwa saat kelas lima sekolah dasar, Idrus pernah langsung dinaikan ke kelas enam karena pintar dan menjadi juara kelas.
Henky, teman masa kecil Idrus, mengatakan bahwa sejak kecil Idrus gemar bermain tenis meja dan kreatif membuat layang-layang sendiri.
Terlahir dari keluarga ekonomi lemah membuat Idrus kecil tumbuh menjadi pribadi yang bersahaja.
"Ayah beliau itu buruh tani di lahan orang, ibunya jualan sarang ubi, untuk tambahan biaya sekolah, Pak Idrus menyambit rumput dan menjualnya kepada peternak kuda," katanya.
Mensos berada di kampung halaman rumah untuk menyalurkan bansos nontunai Program Keluarga Harapan dan Bansos Pangan Rastra.
Daerah yang mendapatkan bantuan di Kabupaten Pinrang, antara lain, Kecamatan Duampanoa, Patampanoa dan Matirosompa.