Makassar (ANTARA) - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan (DJK), Rida Mulyana bersama Direktur Pengadan Strategis 2 PLN, Djoko R Abumanan melakukan kunjungan kerja ke Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Tolo di Kabupaten Jenoponto, Jumat.
"Kami sangat gembira karena bisa datang lagi ke sini untuk memastikan progres projek PLTB kapasitas 60 MW ini layak untuk diresmikan sejak dibangun tahun 2016 lalu dan telah mencapai COD pada 14 Mei tahun ini," ungkap Dirjen Ketenagalistrikan Kementrian ESDM, Rida Muliyana usai melakukan kunjungan.
PLTB Tolo Jeneponto merupakan bagian dari Proyek Percepatan Pembangunan Pembangkit 35.000 MW, sekaligus juga menjadi bagian dari upaya Pemerintah untuk dapat mencapai target bauran energi nasional 23 persen dari EBT pada 2025.
Dengan nilai investasi sebesar 160.7 juta USD, pembangunan PLTB Tolo menyerap tenaga kerja lokal sebanyak 390 orang.
Menurut dia, pada kunjungan kali ke empat ini, ditemukan selama tiga bulan terakhir produksi listrik PLTB Tolo sebagai pembangkit Energi Baru dan Terbarukan (EBT) menghasilkan produksi listrik yang terus meningkat serta belum ada laporan kendala berarti.
"Mungkin karena masih baru. Meski ada beberapa isu yang saya liat masih bisa ditingkatkan, misalkan terkait perkiraan cuaca. Karena PLTB ini kan tergantung dengan kondisi tertiupnya angin," katanya.
Rida menilai tiupan angin sangat berpengaruh terhadap produksi listrik semua PLTB, termasuk PLTB Tolo yang nantinya akan dibutuhkan pihak PLN untuk didistribusikan terhadap permintaan dan suplai listrik.
PLTB Tolo ini menambah porsi bauran energi pembangkit EBT di sistem Sulbagsel menjadi sebesar 29-30 persen (PLTB sebesar 7 persen dan PLTA sebesar 22 persen).
Adapun untuk sistem Sulawesi, bauran penggunaan EBT telah mencapai 32,94 persen, PLTB sebesar 4,1 persen, PLTA sebesar 21,12 persen, dan PLTP sebesar 7,66 persen
Sementara PLN berkomitmen untuk mencapai target 23 persen pemanfaatan EBT di 2025. Hingga saat ini (6/9), kapasitas pembangkit EBT nasional yang terpasang sebesar 7.292 MW atau setara dengan 12,36 persen dari seluruh bauran energi pembangkit.
"Untuk kendala cuaca, kalau misalnya tiba-tiba anginnya kurang kencang bertiup maka harus disiapkan back up. Kalau kualitasnya bagus, maka cuaca tidak akan lagi menjadi penghambat," ungkapnya.