Jakarta (ANTARA) - Staf Khusus Presiden Milenial Angkie Yudistia menginginkan agar media di Indonesia lebih ramah kepada kaum difabel dan menyampaikan informasi secara inklusi.
Angkie Yudistia, Juru Bicara Presiden Bidang Sosial, dalam media visit ke Kantor LKBN Antara di Jalan Merdeka Selatan Jakarta Pusat, Selasa, menekankan pentingnya peran media untuk menyampaikan informasi secara inklusif kepada audiensnya termasuk mereka para penyandang disabilitas.
“Audiens kita kan juga ada difabel macam-macam, untuk penyampaikan informasi itu ditambah gunakan tata bahasa yang baik, tidak lagi menggunakan kata cacat,” kata Angkie yang hadir dalam rangka peringatan Hari Disabilitas Internasional, 3 Desember itu.
Ia mengatakan media sangat berperan dalam membentuk persepsi termasuk persepsi yang dibangun bagi penyandang cacat dengan pilihan tata bahasa yang kurang baik sehingga bisa berakibat anggapan yang negatif atau tidak bisa apa-apa.
“Jadi bagaimana tugas media bisa mengubah persepsi pembaca yang tadinya negatif menjadi positif, itu kan disabilitas itu macem-macem, sensorik, motorik, intelektual, jadi tidak bisa dengar lihat, tangan fisik kaki, intelektual, autism, bipolar, dan sebagainya itu luas. Jadi ini tugas media untuk bagaimana menggunakan bahasa informasi itu bisa dimengerti oleh banyak orang,” katanya.
Ia menyontohkan para penyandang tuna netra misalnya membutuhkan informasi dengan imajinasi sehingga media diharapkan mampu memberitakan informasi yang terjadi secara akurat.
Dengan begitu, penyandang tuna netra kemudian bisa paham pada informasi yang disampaikan dengan baik.
“Teman-teman tuna rungu misalnya mengalami kesulitan mengakses komunikasi karena walaupun misalnya sekarang ada bacaan tapi kesulitan mendengar informasi dari televisi atau internet karena tidak ada juru bahasa dan tidak ada teks,” katanya.
Hal itulah yang menyebabkan kaum difabel di Indonesia salah satunya masih minim informasi karena ketika media menyampaikan informasi tidak bisa serta merta diterima dengan cepat oleh penyandang disabilitas.
“Jadi kalau dibilang ramah, media di Indonesia mungkin sudah mulai, tapi kami berharap lebih diperbaiki,” kata Angkie yang juga merupakan penyandang tuna rungu tersebut.
Berita Terkait
Staf khusus III Menteri BUMN: Erick Thohir tidak perintahkan borong dolar
Jumat, 19 April 2024 15:16 Wib
Lemkapi: Butuh keahlian khusus untuk mengungkap kasus BBM palsu
Minggu, 31 Maret 2024 18:01 Wib
Polda Sulbar membentuk tim khusus awasi distribusi BBM di SPBU
Sabtu, 30 Maret 2024 19:19 Wib
Mencari kekhususan Jakarta dalam RUU DKJ setelah tidak jadi ibu kota negara
Senin, 25 Maret 2024 1:05 Wib
Kemenag mengimbau masyarakat tidak tergoda penawaran haji khusus biaya murah
Minggu, 24 Maret 2024 20:55 Wib
Pemprov Sulbar lakukan pemetaan kawasan ekonomi khusus
Kamis, 21 Maret 2024 7:29 Wib
34 narapidana di Sulsel terima remisi khusus Hari Raya Nyepi 2024
Senin, 11 Maret 2024 21:23 Wib
Brigjen TNI Djon Afriandi resmi menjabat Danjen Kopassus
Sabtu, 9 Maret 2024 0:58 Wib