Jakarta (ANTARA) - Indonesia menambah pundi-pundi medali di Olimpiade Tokyo melalui lifter Rahmat Erwin Abdullah yang menyumbang perunggu dalam cabang olahraga angkat besi kelas 73kg putra pada Rabu.
Hasil ini di luar dugaan karena Rahmat Erwin berlaga di Grup B yang notabene bukan untuk persaingan medali. Bahkan, semula tim angkat besi Indonesia hanya menargetkan lifter 20 tahun itu masuk delapan besar.
Target tersebut dinilai realistis mengingat persaingan kelas 73kg putra cukup ketat dengan hadirnya lifter-lifter berpengalaman. Namun berkat kegigihannya, Rahmat Erwin yang tak diunggulkan sukses membuat kejutan dengan masuk tiga besar lewat total angkatan 342kg, dengan snatch 152kg dan clean and jerk 190kg.
Total angkatan tersebut sekaligus menjadi rekor terbaiknya, memperbaiki catatan sebelumnya 335kg yang dibukukan di Kejuaraan Asia di Taskent, April 2021.
Ia mampu melampaui total angkatan lifter-lifter tangguh yang tergabung di Grup A, seperti lifter Albania Calja Briken dengan 341kg, wakil Bulgaria Bozhidar Dimitrov (338kg), dan lifter AS Cummings Jr (325kg).
Adapun medali emas di kelas 73kg putra menjadi milik lifter China Shin Zhiyong dengan total angkatan 364kg (snatch 166kg dan clean and jerk 198kg) yang sekaligus merupakan rekor baru dunia kelas 73kg putra.
Medali perak diraih oleh lifter Venezuela Mayora Pernia Julio Ruben dengan angkatan total 346kg (snatch 156kg dan clean and jerk 190kg).
"Saya sangat bersyukur. Medali ini saya persembahkan untuk keluarga saya, ayah dan ibu. Untuk seluruh masyarakat Indonesia, Kemenpora, Komite Olimpiade Indonesia (KOI), PB PABSI, serta semua yang sudah mendukung saya,” kata Rahmat usai pertandingan, dalam siaran pers KOI, Rabu.
Dengan tambahan satu perunggu, Indonesia per hari Rabu (28/7) telah mengoleksi 3 medali dengan rincian 1 perak dan 2 perunggu. Semuanya berasal dari cabang olahraga angkat besi.
Hasil tersebut menempatkan tim Merah Putih untuk sementara berada di posisi 39 dalam daftar peringkat perolehan medali Olimpiade Tokyo. Sedangkan Jepang kokoh di puncak dengan raihan 13 emas, 4 perak, 5 perunggu.
Beralih ke cabang olahraga bulu tangkis. Wakil Indonesia di sektor tunggal putra dan putri melaju ke babak 16 besar. Wakil terakhir yang memastikan lolos dari fase grup adalah Jonatan Christie.
Pebulu tangkis peringkat ketujuh dunia itu meraih kemenangan pada laga kedua babak penyisihan Grup G Olimpiade Tokyo atas Loh Kean Yew di Musashino Forest Sport Plaza, Tokyo, Rabu, dengan rubber game 22-20, 13-21, 21-18.
Hasil ini memastikan Jonatan sebagai juara Grup G setelah pada laga pertama mengalahkan Aram Mahmoud dari Tim Pengungsi Olimpiade (ROT) dua gim langsung 21-8, 21-14.
Pada fase gugur, Jonatan akan berhadapan dengan atlet China Shi Yu Qi yang menjuarai grup H. Dalam delapan pertemuan sebelumnya, Jojo unggul 5-3, termasuk dua pertemuan terakhir di Asian Games 2018 dan Indonesia Masters 2019.
"Yu Qi hanya bermain sekali dan hari ini tidak bermain jadi dia pasti lebih segar. Saya tidak ada gambaran permainan dia dalam setahun terakhir. Tapi saya rasa kalau atlet top seperti dia tidak akan ada banyak perubahan," kata Jonatan.
Sebelumnya, hasil positif juga diraih Anthony Sinisuka Ginting yang memastikan lolos ke babak 16 besar setelah menjadi juara Grup J Olimpiade Tokyo 2020.
Ginting memetik kemenangan kedua atas atlet Komite Olimpiade Rusia Sergey Sirant di Musashino Forest Sport Plaza, Rabu, dengan skor 21-12, 21-10. Sebelumnya, Ginting juga menang mudah atas Gergely Krausz wakil Hungaria, 21-13, 21-8.
Dua kemenangan tersebut mengantarkan Ginting ke fase gugur dan akan berhadapan dengan wakil tuan rumah Kanta Tsuneyama, yang memimpin grup I.
Berada di peringkat lima, secara teori Ginting lebih unggul dari Tsuneyama yang duduk di peringkat 13. Tapi, bagi Ginting saat ini semua berada di posisi yang sama.
"Nanti saya dan pelatih akan melihat video permainan terakhir lawan dan dari situ saya bisa mendapatkan gambaran. Meskipun terakhir bertemu tahun 2018, pasti ada kelebihan yang harus diantisipasi dan kekurangan yang harus saya perhatikan. Ini menjadi catatan bagi saya untuk mempersiapkan diri," kata Ginting.
Hasil manis juga diraih wakil Indonesia di sektor tunggal putri melalui Gregoria Mariska Tunjung yang sukses menjuarai Grup M setelah dua kemenangan beruntun.
Masing-masing atas Thet Htar Thuzar dari Myanmar dengan skor 21–11, 21–8 dan terakhir pemain Belgia Lianne Tan, 21–11, 21–17.
Pada fase gugur, Gregoria akan bersaing dengan juara grup N asal Thailand Ratchanok Intanon. Dari segi peringkat, Ratchanok lebih unggul dengan berada di peringkat keenam dunia, sedangkan Gregoria menempati posisi ke-23.
Sebelum Olimpiade Tokyo 2020, Gregoria dan Ratchanok tercatat tujuh kali saling berhadapan. Mereka pertama kali bertemu dalam Indonesia Open 2018, dan terakhir kejuaraan Malaysia Masters 2020.
Namun dari ketujuh pertemuan tersebut, Gregoria belum pernah sekali pun mengalahkan Ratchanok. "Saya tidak mau menyia-nyiakan kesempatan yang sudah saya dapat ini (lolos ke 16 besar). Saya ingin memanfaatkan dan memaksimalkan semua peluang yang ada," kata Gregoria.
Sementara itu hasil berbeda justru dialami ganda campuran Indonesia Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti yang tersingkir pada perempat final setelah kalah dari ganda campuran nomor satu dunia Zheng Si Wei/Huang Ya Qiong asal China, Rabu, dengan skor 17-21, 15-21.
Hasil ini sekaligus membuat ganda campuran Indonesia gagal mempertahankan emas yang edisi sebelumnya di Olimpiade Rio de Janeiro, Brazil, 2016, ketika Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir menjadi yang terbaik.
“Kami mohon maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia karena belum bisa memberikan yang terbaik. Kami sudah mencoba, tapi hasilnya kurang memuaskan. Terima kasih untuk semua yang sudah mendukung dan mendoakan kami. Ke depan kami akan berusaha untuk lebih baik,” ujar Melati.