Makassar (ANTARA) - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Makassar mencatat tersisa sekitar 300 unit bank sampah aktif dari 1000 unit bank sampah yang pernah dimiliki Kota Makassar.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Makassar Ariaty Puspasari Abady di Makassar, Selasa mengatakan berkenaan dengan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN), pihaknya akan kembali menghidupkan bank sampah sebagai upaya mengatasi tingginya volume sampah di Kota Makassar.
"Kita akan mendorong camat dan lurah untuk bisa menghidupkan kembali bank sampah yang sebelumnya sudah hadir. Dulunya banyak sekali, hampir 1000 tetapi sekarang ini tinggal 300 unit," ungkap Puspa.
Maka dari itu, Puspa menegaskan bahwa DLH Makassar siap memfasilitasi masyarakat atau wilayah yang ingin mengembangkan kembali bank sampah atau bahkan membangun bank sampah baru.
Baca juga: DLH Sulsel : Kemampuan pengelolaan sampah 67 persen di kabupaten/kota
"Simpulnya ada di pemerintah kecamatan dan kelurahan karena itu di wilayah pembinaannya. Untuk memfasilitasi kami bisa, tapi lebih ke wilayah," tambah Puspa.
Berdasarkan hasil kajian terakhir DLH Makassar, setiap orang di Makassar menghasilkan 0,6 kg sampah per hari. Sehingga jika ditotal dengan jumlah penduduk Kota Makassar yang mencapai 1,5 juta jiwa, maka volume sampah penduduk Kota Makassar sebanyak 1.100 ton per hari.
Sementara DLH Makassar mengklaim bahwa bank sampah yang aktif saat ini mampu mereduksi sampah hingga 200 ton per hari.
"Itu baru sekitar 300 bank sampah yang aktif, kalau seribu bank sampah aktif, maka bisa dibayangkan kita bisa mereduksi sampah jauh lebih banyak lagi," ujar Puspa.
Sekitar 300 unit bank sampah tersebut disebut masih aktif melakukan transaksi di bank sampah induk/pusat yang ada di Toddopuli, Makassar.
Lebih jauh, Puspa menjelaskan bahwa permasalahan sampah begitu kompleks, terlebih pada sampah rumah tangga yang juga banyak menghasilkan sampah makanan, sedangkan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dianggap bukan menjadi tempat pembuangan sisa makanan.
Sampah makanan, kata Puspa, tidak layak untuk dibuang ke TPA tetapi masih perlu dilakukan pengelolaan, seperti bisa dijadikan kompos, biodigester atau bahan untuk makan maggot.
"Jadi itu memang pekerjaan rumah kita semua, bukan hanya pemerintah, tapi kita bicara juga partisipasi masyarakat, karena urusan sampah ini tidak akan selesai jika dari sumber sampahnya sendiri tidak dikelola dengan baik," urai Puspa.
Berita Terkait
Bawaslu Makassar buka lowongan untuk 1.870 orang pengawas TPS
Jumat, 13 September 2024 1:37 Wib
BBPOM Makassar mengajak masyarakat proaktif laporkan produk ilegal
Jumat, 13 September 2024 1:27 Wib
SSB Telkom U-15 Makassar raih juara 1 Liga Nasional BLISPI 2024
Jumat, 13 September 2024 1:26 Wib
Damkar Makassar mencatat 140 rumah terbakar hingga September 2024
Kamis, 12 September 2024 20:51 Wib
Pemkot Makassar dan Australia bahas kerja sama pendidikan dan pariwisata
Kamis, 12 September 2024 20:34 Wib
Pemkot Makassar menggelar Rakor TPPS wujudkan target nol stunting
Kamis, 12 September 2024 17:47 Wib
Pemkot Makassar sambut peserta Rakornas Forum Dewan Pendidikan Indonesia
Kamis, 12 September 2024 17:46 Wib
HUT ke-79 LPP RRI dengan konvergensi mengawal Pilkada damai
Kamis, 12 September 2024 6:32 Wib