Kemenag: Sejak 8 Januari 2022 sudah 118 ribu orang Indonesia berangkat umrah
Jakarta (ANTARA) - Direktur Jenderal Penyelenggara Haji dan Umrah Kementerian Agama Hilman Latief mengatakan sejak 8 Januari hingga April 2022 sekitar 118 ribu orang telah berangkat umrah ke Tanah Suci.
"Sampai saat ini sejak Januari kita sudah terdapat 118 ribu orang yang berangkat ke Saudi Arabia untuk menunaikan ibadah umrah," ujar Hilman dalam diskusi daring yang diikuti dari Jakarta, Rabu.
Hilman menjelaskan pelaksanaan umrah pada tahun ini penuh dinamika, pasalnya penyelenggaraan masih dalam suasana pandemi COVID-19, sehingga diperlukan kehati-hatian.
Saat awal-awal umrah dibuka, kata dia, Pemerintah Arab Saudi memberlakukan aturan ketat bagi jamaah luar negeri, seperti hanya menerima empat jenis vaksin, karantina di negara ketiga sebelum memasuki Saudi, hingga ketentuan PCR.
Kementerian Agama kemudian meresponsnya dengan menerapkan skema One Gate Policy untuk menekan segala bentuk potensi penularan COVID-19. Skema ini juga mendapat atensi dari jamaah, ada yang mendukung, tak sedikit pula yang menentang.
"Waktu itu diapresiasi banyak pihak, tapi juga cukup banyak ditentang oleh banyak pihak juga, khususnya para pelaku jamaah umrah yang memang waktu itu minta keringanan di dalam protokol kesehatan," kata Hilman.
Seiring melandainya kasus COVID-19 di Arab Saudi, otoritas setempat akhirnya mencabut sejumlah aturan protokol kesehatan, seperti tak perlu karantina serta PCR, hanya diwajibkan vaksinasi dosis lengkap dari vaksin yang berlaku di Saudi.
Namun yang jadi perhatian Hilman, tak sedikit jamaah yang terpapar COVID-19 sepulang dari Arab Saudi pada awal-awal pemberangkatan. Bahkan tingkat positif pada Januari mencapai 47,22 persen dan pada Maret angkanya turun hanya sekitar 0,67 persen yang terpapar.
"Kita bersyukur bahwa segala dinamika yang kita hadapi, tekanan-tekanan yang kami hadapi, bahkan juga dorongan untuk memberhentikan pengiriman jamaah umrah juga tidak sedikit. Alhamdulillah bisa kita lewati," kata dia.
Menariknya, kata dia, saat Pemerintah Saudi melonggarkan sejumlah aturan protokol kesehatan, seperti tak diwajibkan memakai masker di tempat terbuka dan dicabut pembatasan jarak, justru jamaah umrah Indonesia paling disiplin dalam menerapkan hal tersebut.
"Faktanya orang sana sudah lebih bebas. Yang menarik orang-orang Indonesia yang cukup disiplin karena memang di kitanya ditekankan betul waktu itu, di sana mereka tetap memakai masker," kata dia.
"Sampai saat ini sejak Januari kita sudah terdapat 118 ribu orang yang berangkat ke Saudi Arabia untuk menunaikan ibadah umrah," ujar Hilman dalam diskusi daring yang diikuti dari Jakarta, Rabu.
Hilman menjelaskan pelaksanaan umrah pada tahun ini penuh dinamika, pasalnya penyelenggaraan masih dalam suasana pandemi COVID-19, sehingga diperlukan kehati-hatian.
Saat awal-awal umrah dibuka, kata dia, Pemerintah Arab Saudi memberlakukan aturan ketat bagi jamaah luar negeri, seperti hanya menerima empat jenis vaksin, karantina di negara ketiga sebelum memasuki Saudi, hingga ketentuan PCR.
Kementerian Agama kemudian meresponsnya dengan menerapkan skema One Gate Policy untuk menekan segala bentuk potensi penularan COVID-19. Skema ini juga mendapat atensi dari jamaah, ada yang mendukung, tak sedikit pula yang menentang.
"Waktu itu diapresiasi banyak pihak, tapi juga cukup banyak ditentang oleh banyak pihak juga, khususnya para pelaku jamaah umrah yang memang waktu itu minta keringanan di dalam protokol kesehatan," kata Hilman.
Seiring melandainya kasus COVID-19 di Arab Saudi, otoritas setempat akhirnya mencabut sejumlah aturan protokol kesehatan, seperti tak perlu karantina serta PCR, hanya diwajibkan vaksinasi dosis lengkap dari vaksin yang berlaku di Saudi.
Namun yang jadi perhatian Hilman, tak sedikit jamaah yang terpapar COVID-19 sepulang dari Arab Saudi pada awal-awal pemberangkatan. Bahkan tingkat positif pada Januari mencapai 47,22 persen dan pada Maret angkanya turun hanya sekitar 0,67 persen yang terpapar.
"Kita bersyukur bahwa segala dinamika yang kita hadapi, tekanan-tekanan yang kami hadapi, bahkan juga dorongan untuk memberhentikan pengiriman jamaah umrah juga tidak sedikit. Alhamdulillah bisa kita lewati," kata dia.
Menariknya, kata dia, saat Pemerintah Saudi melonggarkan sejumlah aturan protokol kesehatan, seperti tak diwajibkan memakai masker di tempat terbuka dan dicabut pembatasan jarak, justru jamaah umrah Indonesia paling disiplin dalam menerapkan hal tersebut.
"Faktanya orang sana sudah lebih bebas. Yang menarik orang-orang Indonesia yang cukup disiplin karena memang di kitanya ditekankan betul waktu itu, di sana mereka tetap memakai masker," kata dia.