Seratusan rumah warga pulau di Kota Makassar teredam banjir rob
Makassar (ANTARA) - Ratusan rumah warga terendam air dan rusak sebagian akibat banjir bandang dan angin kencang pada 23-24 Desember 2022 di Sangkarrang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan.
"Ada lebih dari 30 rumah yang rusak akibat air pasang, gelombang tinggi, termasuk beberapa rumah yang kehilangan atapnya akibat angin kencang," kata Lurah Pulau Kodingareng Ronny Catur Prabowo di Makassar, Sabtu (24/12) malam.
Ronny mengatakan ketinggian air pasang yang masuk ke pemukiman penduduk sekitar 100 sentimeter. Ratusan rumah juga terkena dampak genangan air.
Sejauh ini, kata dia, upaya pemerintah mencatat beberapa rumah mengalami kerusakan ringan, sedang, dan berat.
Ronny menyebutkan, jumlah kepala keluarga (KK) di pulau itu seribu orang dengan total populasi 4.600 orang.
“Kalau ketinggian debit air sekitar 1 meter karena sudah mencapai jalan dan di atas mata kaki atau betis orang dewasa. Saat ini kita punya data rumah yang rusak karena ada bantuan dari dinas terkait,” katanya
Selain itu, dari imbauan BMKG terkait peringatan dini waspadai tinggi gelombang laut, kata dia, sudah disampaikan kepada warga.
Ia mengatakan telah meminta warga setempat pada 23-25 Desember 2022 menghentikan sementara aktivitas laut dan penyeberangan penumpang.
"Sejak kemarin kami melarang masyarakat untuk menyeberang, termasuk nelayan yang hendak turun ke laut. Dari laporan warga, air pasang perlahan mulai surut di sana," katanya.
Fikri, warga Pulau Kodingareng, menuturkan, perampokan terjadi sejak kemarin. Perlahan air laut yang naik mulai masuk ke pemukiman warga hingga sore hari.
“Air pasang masuk ke rumah-rumah warga. Ada juga beberapa rumah yang kehilangan atapnya akibat angin kencang. Mudah-mudahan ada bantuan dari pemerintah dan air cepat surut. Masyarakat takut melaut saat ombak tinggi, " ujarnya saat dihubungi.
Selain Pulau Kodingareng yang dilanda banjir, beberapa pulau lain di sekitarnya juga mengalami nasib yang sama, seperti Pulau Lae-lae, Pulau Barrang Ca'di, Pulau Barrang Lompo, dan Pulau Langkai yang masih menjadi bagian dari wilayahnya. Kepulauan Spermonde, Kabupaten Sangkarrang.
Puluhan rumah penduduk di pulau setempat terendam air akibat pasang laut dengan ketinggian 20 cm hingga 100 cm atau setinggi betis orang dewasa. Air bahkan meluap ke pemukiman penduduk pulau setempat.
Air pasang bahkan menembus tanggul pemecah gelombang yang membentang di sepanjang kawasan pantai di kawasan Kepulauan Supermonde hingga air mencapai rumah penduduk pulau setempat.
Sebelumnya, BMKG melalui Badan Meteorologi Kelautan Paotere Makassar telah mengeluarkan status siaga dini perampokan di sejumlah wilayah pesisir di Provinsi Sulawesi Selatan.
“Peringatan dini banjir pesisir (rob) berlaku mulai 23 hingga 25 Desember 2022,” kata Koordinator Pengamatan dan Informasi Stasiun Meteorologi Maritim Mujahidin Paotere Makassar melalui siaran persnya, Kamis (22/12) malam.
Pemicu banjir pesisir diperkirakan akibat aktivitas pasang surut yang maksimal disertai kondisi gelombang tinggi yang dipicu oleh adanya pusat tekanan rendah di Australia bagian utara (1000 hPa).
Wilayah yang berpotensi memicu banjir pesisir ada di tujuh wilayah, seperti Pesisir Kabupaten Pinrang, Pesisir Kabupaten Maros, Pesisir Kabupaten Takalar, Pesisir Kabupaten Barru, Pesisir Kabupaten Pangkajene, dan Kepulauan (Pangkep ) Pesisir Kota Parepare dan Pesisir Kota Makassar.
Berita ini juga telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Ratusan rumah penduduk di Makassar tenggelam terendam banjir
"Ada lebih dari 30 rumah yang rusak akibat air pasang, gelombang tinggi, termasuk beberapa rumah yang kehilangan atapnya akibat angin kencang," kata Lurah Pulau Kodingareng Ronny Catur Prabowo di Makassar, Sabtu (24/12) malam.
Ronny mengatakan ketinggian air pasang yang masuk ke pemukiman penduduk sekitar 100 sentimeter. Ratusan rumah juga terkena dampak genangan air.
Sejauh ini, kata dia, upaya pemerintah mencatat beberapa rumah mengalami kerusakan ringan, sedang, dan berat.
Ronny menyebutkan, jumlah kepala keluarga (KK) di pulau itu seribu orang dengan total populasi 4.600 orang.
“Kalau ketinggian debit air sekitar 1 meter karena sudah mencapai jalan dan di atas mata kaki atau betis orang dewasa. Saat ini kita punya data rumah yang rusak karena ada bantuan dari dinas terkait,” katanya
Selain itu, dari imbauan BMKG terkait peringatan dini waspadai tinggi gelombang laut, kata dia, sudah disampaikan kepada warga.
Ia mengatakan telah meminta warga setempat pada 23-25 Desember 2022 menghentikan sementara aktivitas laut dan penyeberangan penumpang.
"Sejak kemarin kami melarang masyarakat untuk menyeberang, termasuk nelayan yang hendak turun ke laut. Dari laporan warga, air pasang perlahan mulai surut di sana," katanya.
Fikri, warga Pulau Kodingareng, menuturkan, perampokan terjadi sejak kemarin. Perlahan air laut yang naik mulai masuk ke pemukiman warga hingga sore hari.
“Air pasang masuk ke rumah-rumah warga. Ada juga beberapa rumah yang kehilangan atapnya akibat angin kencang. Mudah-mudahan ada bantuan dari pemerintah dan air cepat surut. Masyarakat takut melaut saat ombak tinggi, " ujarnya saat dihubungi.
Selain Pulau Kodingareng yang dilanda banjir, beberapa pulau lain di sekitarnya juga mengalami nasib yang sama, seperti Pulau Lae-lae, Pulau Barrang Ca'di, Pulau Barrang Lompo, dan Pulau Langkai yang masih menjadi bagian dari wilayahnya. Kepulauan Spermonde, Kabupaten Sangkarrang.
Puluhan rumah penduduk di pulau setempat terendam air akibat pasang laut dengan ketinggian 20 cm hingga 100 cm atau setinggi betis orang dewasa. Air bahkan meluap ke pemukiman penduduk pulau setempat.
Air pasang bahkan menembus tanggul pemecah gelombang yang membentang di sepanjang kawasan pantai di kawasan Kepulauan Supermonde hingga air mencapai rumah penduduk pulau setempat.
Sebelumnya, BMKG melalui Badan Meteorologi Kelautan Paotere Makassar telah mengeluarkan status siaga dini perampokan di sejumlah wilayah pesisir di Provinsi Sulawesi Selatan.
“Peringatan dini banjir pesisir (rob) berlaku mulai 23 hingga 25 Desember 2022,” kata Koordinator Pengamatan dan Informasi Stasiun Meteorologi Maritim Mujahidin Paotere Makassar melalui siaran persnya, Kamis (22/12) malam.
Pemicu banjir pesisir diperkirakan akibat aktivitas pasang surut yang maksimal disertai kondisi gelombang tinggi yang dipicu oleh adanya pusat tekanan rendah di Australia bagian utara (1000 hPa).
Wilayah yang berpotensi memicu banjir pesisir ada di tujuh wilayah, seperti Pesisir Kabupaten Pinrang, Pesisir Kabupaten Maros, Pesisir Kabupaten Takalar, Pesisir Kabupaten Barru, Pesisir Kabupaten Pangkajene, dan Kepulauan (Pangkep ) Pesisir Kota Parepare dan Pesisir Kota Makassar.
Berita ini juga telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Ratusan rumah penduduk di Makassar tenggelam terendam banjir