Kepulauan Selayar, Sulsel (ANTARA Sulsel) - Pemerintah Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan, bersama Lembaga Swadaya Masyarakat melepaskan tekuk penyu sebanyak 5.500 ekor dalam rangka melestarikan habitat penyu.
"Hari ini kembali dilepaskan tekuk penyu 200 ekor yang sebelumnya telah dilepaskan 5.300 ekor dengan jumlah total 5.500 ekor hingga 2013," kata Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Selayar, Marjani Sultan, Kamis.
Dalam kegiatan pelepasan tekuk penyu di Dusun Tukang Desa Barugaiya, kecamatan Bontomanai, Selayar hadir Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo bersama Kapolda Sulselbar Irjen Pol Burhannuddin Andi, Bupati Selayar Syahrir Wahab dan Wakil Bupati Selayar Syaiful Arief serta unsur Muspida Kabupaten Selayar.
Marjani menjelaskan, sejak 1997 hingga 2012 masyarakat sekitar mencari telur penyu disepanjang pantai lalu menjual ke pasar seharga Rp8.700 hingga Rp1.000 per butir, hal inilah yang tidak disadari minimnya informasi masyarakat sehingga populasi penyu terus berkurang.
Namun pada pertengahan 2012 Pemerintah Kabupaten Selayar bersama LSM Selayar Scuba Drivers, Pemuda Pelindung Penyu mengatasnamakan Kampung Penyu mulai melakukan pendampingan dan pembelajaraan budidaya penangkaran penyu terhadap masyarakat sekitar.
Ia mengatakan untuk jenis penyu di dunia ada tujuh jenis, enam jenis ada di perairan Indonesia dan tiga jenis lainnya ada diperairan selayar termasuk di pulau tempat penangkaran.
"Akhirnya pada Juli 2013 terbentuklah komunitas perlindungan penyu di kampung penyu dengan dibantu pemerintah dengan membudidayakan penyu di masyarakat sekitar. Setiap penyu bertelur mencapai 100 hingga 150 butir telur, namun yang dapat bertahan hanya 40 ekor atau 10 persen saja," katanya.
Dia mengatakan untuk mempertahankan polulasi penyu diperlukan konservasi di kampung penyu seperti kolam adaptasi selama tiga bulan, kapal pengawas dan rehabilitasi mangrove dengan estimasi tekuk penyu dengan tingkat keselamatan hingga 70 persen.
Sementara pihak pemerintah dalam kesempatan itu, memberikan bantuan Rp2 miliar lebih terdiri dari kapal 3 kapal pengawas 30 GT seharga 1,3 miliar, alat tangkap Rp1,3 miliar, pengadadaan alat tangkap merk zetnet 200 juta, sampan fiber Rp12, juta.
Selain itu, paket bantuan budidaya udang, bandeng 50 juta, spone bibit 2500 kilogram, belur 750 ekor, nener 10 ribu dan pakan 2.500 kilogram.
Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo mengatakan, pelepasan tekuk penyu tersebut diharapkan dapat melestarikan budidaya penyu untuk dinikmati anak cucu hingga 20 tahun mendatang.
"Yang kita nikmati saat ini juga dilakukan orang tua kita dulu, saya berharap bahwa pelestarian penyu terus dilakukan, kalau perlu kita buat rekreasi penyu yang semua didatangkan dari pulau-pulau di Indonesia," paparnya.
Ketua Kampung Penyu, Dati, mengatakan, penangkaran penyu berawal dari pemerhati melihat populasi penyu terus mengalami penurunan tiap tahun akibat dijarah dan telur dijual komersil oleh masyarakat sekitar.
"Penangkaran ini awalnya inisiasi masyarakat sekitar dengan melihat polulasi penyu mulai terancam kepunahan makanya kami khawatir dan dibuatlah kampung penyu atas kesadaran mayarakat melalui pencerahan informasi dari LSM Selayar Scuba Drivers," tambahnya. Agus Setiawan

