Pj Gubernur dan Kapolda Sulsel hadiri prosesi Mattompang Arajang di Bone
Makassar (ANTARA) - Plt Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin bersama Kapolres Sulsel Irgen Pol Andi Rian R Djajadi menghadiri prosesi Mattompang Arajang yang merupakan peringatan HUT Bone ke-694 di halaman kantor Bupati Bone, Sabtu.
Pj Bupati Bone Andi Islamuddin mengatakan, peringatan HUT Bone semakin semarak dengan hadirnya Pj Gubernur yang siap berkontribusi dan membawa kemaslahatan bagi Kabupaten Bone.
“Hari ini kita berkumpul dalam harapan kebaikan dimana kebersamaan terus terjaga,” kata Andi Islamuddin.
Mattompang Arajang merupakan ritual adat sakral untuk menyucikan pusaka Kerajaan Bone. “Mattompang” atau “Mappepaccing” berarti menyucikan, dan “Arajang” berarti suatu benda atau kelompok pusaka.
Mattompang biasanya dilakukan dalam rangka hari lahir Bone dan meliputi beberapa tahapan. Seperti pengambilan air dari sumur tertentu untuk membersihkan arajang, pembacaan kata-kata permohonan izin oleh para bissu, dan prosesi pencucian benda pusaka yang dilakukan oleh pandai besi kerajaan dengan diiringi tarian dan musik tradisional.
Mattompang Arajang tidak hanya penting secara budaya, tetapi juga sebagai salah satu cara merawat dan melestarikan sejarah dan identitas lokal Kabupaten Bone.
Sementara itu, Bahtiar Baharuddin mengatakan, kata atau ungkapan Bone bukan sekadar tempat lahir atau wilayah administratif. Tapi itu adalah sistem kehidupan dan nilai.
“Jadi kata Bone atau ungkapannya mengandung nilai dan jati diri. Bagi orang yang lahir dan besar di Bone, itu terpatri dan masuk ke dalam sumsum tulangnya sebagai orang Bone yang lahir dan batin. Bahkan rela mengorbankan jiwanya. dan tubuh demi Bone,” ujarnya.
Di usia Bone 694, kata Bahtiar, wilayah inilah yang sedang dalam perjalanan dan masyarakatnya yang membentuk nilai-nilai peradaban. Menyampaikan kehebatan dan peran diaspora Bone di berbagai belahan dunia.
“Kemanapun kami merantau, kami selalu membawa identitas kami,” ujarnya.
HUT ini juga menjadi momen bagi kita untuk mengembalikan harkat dan martabat serta membangun kembali ketangguhan dan semangat juang masyarakat Bone.
“Di usia 694 tahun, Bone menjadi pengingat untuk menjadi pemimpin Bone sejati dimana pun berada, memegang teguh kepribadian, tidak hanya sekedar bibir, tetapi memberikan teladan dan teladan dalam kehidupan sehari-hari,” jelasnya.
Kemudian di akhir sambutannya, di hadapan para tamu kerajaan nusantara dan negara sahabat, Bahtiar mengatakan Sulsel tidak memiliki puisi melainkan pesan-pesan dalam Pappaseng.
“Narekko meneloriwi atinna padammu rupatau abbereang toi atimmu yang artinya, jika mengharapkan hati orang lain, berikan juga hatimu. Nasehat ini mengajarkan kita untuk selalu bersikap baik dan ikhlas terhadap sesama manusia," dia berkata.
Pada kesempatan tersebut Bahtiar Baharuddin menyerahkan bantuan CSR kepada Rumah Ibadah di Tanete Riattang dari Bank Sulselbar.
Disampaikannya juga, Presiden memberikan alokasi anggaran sebesar Rp1,7 triliun untuk membangun jalan poros Maros-Bone. Begitu pula pada tahun ini Rp 900 miliar diberikan kepada Inpres Jalan Daerah.
Pelabuhan Pattiro tahun ini dipacu menjadi pelabuhan kargo. Serta mengoordinasikan perpanjangan runway Bandara Bone menjadi 2.500 meter.
Tahun ini Pemprov juga memberikan bantuan pada kurang lebih 950 titik di Kota Bone yang akan diberikan penerangan. Serta bantuan dana untuk jalan sebesar Rp 100 miliar.
Pj Bupati Bone Andi Islamuddin mengatakan, peringatan HUT Bone semakin semarak dengan hadirnya Pj Gubernur yang siap berkontribusi dan membawa kemaslahatan bagi Kabupaten Bone.
“Hari ini kita berkumpul dalam harapan kebaikan dimana kebersamaan terus terjaga,” kata Andi Islamuddin.
Mattompang Arajang merupakan ritual adat sakral untuk menyucikan pusaka Kerajaan Bone. “Mattompang” atau “Mappepaccing” berarti menyucikan, dan “Arajang” berarti suatu benda atau kelompok pusaka.
Mattompang biasanya dilakukan dalam rangka hari lahir Bone dan meliputi beberapa tahapan. Seperti pengambilan air dari sumur tertentu untuk membersihkan arajang, pembacaan kata-kata permohonan izin oleh para bissu, dan prosesi pencucian benda pusaka yang dilakukan oleh pandai besi kerajaan dengan diiringi tarian dan musik tradisional.
Mattompang Arajang tidak hanya penting secara budaya, tetapi juga sebagai salah satu cara merawat dan melestarikan sejarah dan identitas lokal Kabupaten Bone.
Sementara itu, Bahtiar Baharuddin mengatakan, kata atau ungkapan Bone bukan sekadar tempat lahir atau wilayah administratif. Tapi itu adalah sistem kehidupan dan nilai.
“Jadi kata Bone atau ungkapannya mengandung nilai dan jati diri. Bagi orang yang lahir dan besar di Bone, itu terpatri dan masuk ke dalam sumsum tulangnya sebagai orang Bone yang lahir dan batin. Bahkan rela mengorbankan jiwanya. dan tubuh demi Bone,” ujarnya.
Di usia Bone 694, kata Bahtiar, wilayah inilah yang sedang dalam perjalanan dan masyarakatnya yang membentuk nilai-nilai peradaban. Menyampaikan kehebatan dan peran diaspora Bone di berbagai belahan dunia.
“Kemanapun kami merantau, kami selalu membawa identitas kami,” ujarnya.
HUT ini juga menjadi momen bagi kita untuk mengembalikan harkat dan martabat serta membangun kembali ketangguhan dan semangat juang masyarakat Bone.
“Di usia 694 tahun, Bone menjadi pengingat untuk menjadi pemimpin Bone sejati dimana pun berada, memegang teguh kepribadian, tidak hanya sekedar bibir, tetapi memberikan teladan dan teladan dalam kehidupan sehari-hari,” jelasnya.
Kemudian di akhir sambutannya, di hadapan para tamu kerajaan nusantara dan negara sahabat, Bahtiar mengatakan Sulsel tidak memiliki puisi melainkan pesan-pesan dalam Pappaseng.
“Narekko meneloriwi atinna padammu rupatau abbereang toi atimmu yang artinya, jika mengharapkan hati orang lain, berikan juga hatimu. Nasehat ini mengajarkan kita untuk selalu bersikap baik dan ikhlas terhadap sesama manusia," dia berkata.
Pada kesempatan tersebut Bahtiar Baharuddin menyerahkan bantuan CSR kepada Rumah Ibadah di Tanete Riattang dari Bank Sulselbar.
Disampaikannya juga, Presiden memberikan alokasi anggaran sebesar Rp1,7 triliun untuk membangun jalan poros Maros-Bone. Begitu pula pada tahun ini Rp 900 miliar diberikan kepada Inpres Jalan Daerah.
Pelabuhan Pattiro tahun ini dipacu menjadi pelabuhan kargo. Serta mengoordinasikan perpanjangan runway Bandara Bone menjadi 2.500 meter.
Tahun ini Pemprov juga memberikan bantuan pada kurang lebih 950 titik di Kota Bone yang akan diberikan penerangan. Serta bantuan dana untuk jalan sebesar Rp 100 miliar.