Makassar (ANTARA) - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melalui Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) terus berupaya memperkuat sinergitas dengan mitra internasional diantaranya Jepang untuk meningkatkan kualitas pendidikan vokasi Indonesia
Hal ini diwujudkan dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara Kepala BPSDMI Kemenperin Masrokhan bersama CEO Morimitsu Industri Co, LTD Mitsusaki Shunji dan Chairman AAI Co, LTD Nakamura Hirohide terkait penyelenggaraan pendidikan vokasi industri di Nagayo Jepang, Selasa (25/6).
"BPSDMI melalui unit pendidikan dan pelatihan vokasi yang berspesialisasi terkait sektor Industri, siap untuk bekerjasama secara global dalam menyediakan SDM Industri yang unggul kompeten," kata Marsokhan dalam keterangannya diterima di Makassar, Rabu (26/6).
Morimitsu Industri Co, LTD merupakan perusahaan di industri perkapalan yang ber fokus pada pemrosesan dan pengelasan pipa, dll. Sementara AAI Co, LTD adalah perusahaan Japing yang fokus dalam pengembangan bisnis di bidang pembangunan berkelanjutan atau SDG’s di Asia dan Afrika, termasuk Indonesia.
Menurut Marsokhan, untuk mencetak SDM industri unggul, BPSDMI Kemenperin memiliki sejumlah unit pendidikan vokasi industri, meliputi 11 Politeknik, dua Akademi Komunitas, dan sembilan SMK, yang tersebar di berbagai kota di Indonesia. Unit pendidikan tersebut memiliki daya serap yang tinggi di industri.
Dengan adanya kerjasama ini, BPSDMI Kemenperin melalui unit Pendidikannya, yaitu Politeknik ATI Makassar akan menyediakan SDM Industri bagi kedua perusahaan melalui program magang, khususnya di bidang pengelasan.
Sementara itu, Direktur Politeknik ATI Makassar, Muhammad Basri mengatakan kerjasama ini merupakan implementasi kurikulum dual system yang dijalankan Politeknik ATI Makassar, di mana mahasiswa tidak hanya belajar di kampus, tapi juga langsung di industri selama dua semester.
"Salah satu kompetensi mahasiswa kami yang dilirik perusahaan di Jepang adalah bidang welding karena terbatasnya tenaga welder di Jepang yang menjadi salah satu pusat industri perkapalan di dunia. Ini adalah kesempatan yang baik bagi mahasiswa kami," katanya.
Basri mengatakan untuk menyiapkan mahasiswa ke Jepang, Politeknik ATI Makassar tidak hanya akan membekali mahasiswa dengan kompetensi yang dibutuhkan, tetapi juga terkait kemampuan bahasa dan budaya kerja di Jepang.(*/inf)