PLN operasikan transmisi baru 150 kV guna dukung hilirisasi industri
Makassar (ANTARA) - PT PLN (Persero) mengoperasikan transmisi baru setelah berhasil melaksanakan penyalaan pertama (energize) Gardu Induk (GI) 150 kiloVolt (kV) Kolaka milik PLN dengan Gardu Induk PT Ceria Nugraha Indotama (CNI), bagian dari Ceria Group.
"Penyalaan transmisi untuk operasional smelter nikel PT CNI tersebut menjadi bukti nyata PLN dalam mendukung hilirisasi mineral di Indonesia," kata Executive Vice President Komunikasi Korporat & TJSL PLN Gregorius Adi Trianto dalam keterangan persnya di Makassar, Minggu.
Dia mengatakan, mengutip Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo bahwa komitmen PLN mendukung upaya hilirisasi mineral dengan menyediakan pasokan listrik yang andal.
Menurut dia, ketersediaan pasokan listrik memegang peranan penting dalam mendukung pertumbuhan industri khususnya sektor pertambangan.
Berkaitan dengan hal itu, PLN mendukung penuh upaya hilirisasi untuk meningkatkan nilai tambah komoditas pertambangan, dengan menyediakan listrik yang andal.
Pasalnya, pasokan listrik yang andal memiliki peran krusial dalam mendukung hilirisasi yang tengah digencarkan pemerintah saat ini.
Direktur Utama PT Ceria Metalindo Prima (CMP) yang menjadi bagian dari Ceria Group, Derian Sakmiwata mengapresiasi PLN yang berhasil menyalakan pekerjaan penyambungan daya listrik ke GI Ceria. Penyalaan ini akan semakin memperkuat pertumbuhan industri Ceria Group.
Dia berharap kinerja dan koordinasi yang baik ini bisa terus berjalan, sehingga akan berdampak baik terhadap pertumbuhan industri smelter nikel sebagai salah satu penunjang ekosistem kendaraan listrik.
Derian menjelaskan, pembangunan smelter CMP yang menggunakan teknologi Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) dilakukan bertahap dengan empat jalur produksi berkapasitas 4 X 72 Megavolt Ampere (MVA).
Pada tahap awal kata Derian, telah dibangun satu jalur produksi berkapasitas 72 MVA untuk mengolah bijih nikel Saprolite.
Untuk kebutuhan pasokan daya listrik, lanjut dia, pihaknya mempercayakannya kepada PLN, rencananya kebutuhan kapasitas listrik smelter sebesar 414 MVA akan mulai dialirkan bertahap pada tahun ini.
Pelaksana Harian General Manager PLN Unit Induk Pembangunan Sulawesi, Senior Manager Operasi Konstruksi (OPK) 1, Budi Ari Wibowo menjelaskan, penyalaan ini wujud nyata dari kesiapan PLN dalam mendukung penuh hilirisasi dan akselerasi produksi baterai kendaraan listrik di Indonesia.
PLN hadir menyediakan pasokan listrik yang andal dan terjangkau untuk GI smelter Ceria Group atau CMP yang memiliki jarak kurang lebih 5,8 kilometer dari GI 150 kV Kolaka milik PLN.
Budi menambahkan sesuai dengan Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (PJBTL) yang disepakati oleh PLN dan PT CMP, tahap awal PLN akan menyuplai daya sebesar 118 MVA, dari yang direncanakan total kebutuhan kapasitas listrik smelter Ceria sebesar 414 MVA untuk keperluan operasional pemurnian smelter nikel yang ada di Kecamatan Wolo Kabupaten Kolaka.
"Penyalaan transmisi untuk operasional smelter nikel PT CNI tersebut menjadi bukti nyata PLN dalam mendukung hilirisasi mineral di Indonesia," kata Executive Vice President Komunikasi Korporat & TJSL PLN Gregorius Adi Trianto dalam keterangan persnya di Makassar, Minggu.
Dia mengatakan, mengutip Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo bahwa komitmen PLN mendukung upaya hilirisasi mineral dengan menyediakan pasokan listrik yang andal.
Menurut dia, ketersediaan pasokan listrik memegang peranan penting dalam mendukung pertumbuhan industri khususnya sektor pertambangan.
Berkaitan dengan hal itu, PLN mendukung penuh upaya hilirisasi untuk meningkatkan nilai tambah komoditas pertambangan, dengan menyediakan listrik yang andal.
Pasalnya, pasokan listrik yang andal memiliki peran krusial dalam mendukung hilirisasi yang tengah digencarkan pemerintah saat ini.
Direktur Utama PT Ceria Metalindo Prima (CMP) yang menjadi bagian dari Ceria Group, Derian Sakmiwata mengapresiasi PLN yang berhasil menyalakan pekerjaan penyambungan daya listrik ke GI Ceria. Penyalaan ini akan semakin memperkuat pertumbuhan industri Ceria Group.
Dia berharap kinerja dan koordinasi yang baik ini bisa terus berjalan, sehingga akan berdampak baik terhadap pertumbuhan industri smelter nikel sebagai salah satu penunjang ekosistem kendaraan listrik.
Derian menjelaskan, pembangunan smelter CMP yang menggunakan teknologi Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) dilakukan bertahap dengan empat jalur produksi berkapasitas 4 X 72 Megavolt Ampere (MVA).
Pada tahap awal kata Derian, telah dibangun satu jalur produksi berkapasitas 72 MVA untuk mengolah bijih nikel Saprolite.
Untuk kebutuhan pasokan daya listrik, lanjut dia, pihaknya mempercayakannya kepada PLN, rencananya kebutuhan kapasitas listrik smelter sebesar 414 MVA akan mulai dialirkan bertahap pada tahun ini.
Pelaksana Harian General Manager PLN Unit Induk Pembangunan Sulawesi, Senior Manager Operasi Konstruksi (OPK) 1, Budi Ari Wibowo menjelaskan, penyalaan ini wujud nyata dari kesiapan PLN dalam mendukung penuh hilirisasi dan akselerasi produksi baterai kendaraan listrik di Indonesia.
PLN hadir menyediakan pasokan listrik yang andal dan terjangkau untuk GI smelter Ceria Group atau CMP yang memiliki jarak kurang lebih 5,8 kilometer dari GI 150 kV Kolaka milik PLN.
Budi menambahkan sesuai dengan Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (PJBTL) yang disepakati oleh PLN dan PT CMP, tahap awal PLN akan menyuplai daya sebesar 118 MVA, dari yang direncanakan total kebutuhan kapasitas listrik smelter Ceria sebesar 414 MVA untuk keperluan operasional pemurnian smelter nikel yang ada di Kecamatan Wolo Kabupaten Kolaka.