Makassar (ANTARA Sulsel) - Pimpinan Cabang (PC) Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Tamalanrea Makassar meresmikan Pondok Pesantren (Ponpes) Hadits Kutubusittah (kitab yang enam) bernama "Ma`had Islamiyah Babussalam" di Masjid Babussalam, Jalan Perintis Kemerdekaan Lorong 18, Bontoramba, Tamalanrea, Makassar, Rabu.
Biro Media LDII Sulsel, Ilmaddin Husain, mengatakan santri ponpes tersebut akan mendapat kajian tafsir Kutubusittah yang terkenal di kalangan para ulama dunia. Keenam hadits adalah Hadits Shohih Bukhori, Shohih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Termidzi, Sunan Nasa`i dan Sunan Ibnu Majah.
"Ulama yang akan mengajar di antaranya KH Syekh Eko Hadi Ridwan, Ustadz Arda Usman SAg dan Ustadz Ahmad Jauhari yang ketiganya merupakan alumni Ponpes Wali Barokah, Kediri, Jawa Timur," katanya.
Pondok ini adalah pondok pertama yang mengkaji Hadits Kutubusittah dengan metode asrama (boarding school) di Indonesia Timur. Untuk kali pertama, hadis yang akan dikaji ialah Sunan Abu Dawud.
"Dalam sehari semalam, akan ada empat sesi pengajian. Sesi pertama, dimulai setelah Shalat Subuh hingga pukul 06.30 Wita. Sesi kedua, pukul 08.00 Wita hingga pukul 11.00 Wita. Sesi ketiga, pukul 13.30 Wita sampai 15.30 Wita. Sesi keempat, pukul 20.00 Wita sampai 21.30 Wita," katanya.
Dewan guru menargetkan hadits akan khatam 50 hari ke depan. Selain mengkaji hadits besar, pondok ini juga mengajar santrinya untuk bangun malam, yakni Shalat Tahajjud dan bekerja bakti.
Tentang modal yang harus dimiliki oleh seorang pencari ilmu agama, Ustadz Ahmad Jauhari mengatakan pertama adalah menata niat.
"Pertama, menata niat, betul-betul mencari ilmu sebagai bekal ibadah. Tujuannya untuk masuk ke dalam surga, kemudian, umat islam harus menanamkan kecintaan terhadap ilmu Quran dan Hadis," katanya.
Kedua, ujar dia, memang senang dengan apa yang dipelajari, harus punya rasa haus dan kecintaan terhadap ilmu.
Ustadz Ahmad berpesan agar bersemangat dalam mencari ilmu agama. "Supaya betul-betul mempunyai keinginan tulus dan sepenuh hati untuk meningkatkan ilmu (agama). Karena itu merupakan petunjuk hidup untuk masuk surga," katanya.
Menurut ulama yang sudah 11 tahun mengajar di Ponpes Dahlan Ikhsan Blitar tersebut, orang yang menguasai Quran dan Hadits tidak akan mudah terpengaruh oleh keadaan zaman.
"Dengan ilmu, derajat pasti terangkat. Tidak tersesat dalam hidup ini. Dengan ilmu, tidak akan diombang-ambingkan zaman. Akan selalu konsisten dalam hidup ini," katanya. EM Yacub

