Kegiatan ini diselenggarakan oleh Yayasan Gaya Celebes Makassar sebagai bagian dari upaya pencegahan penyakit menular di kalangan warga binaan.
"Sebanyak 15 orang tadi memeriksakan diri secara mandiri terhadap penyakit HIV melalui cairan mulut. Kalau hasilnya garis satu, artinya negatif, dan jika garis dua, berarti perlu pemeriksaan lebih lanjut," ujar Ketua Yayasan Gaya Celebes Makassar St Salmah.
Salmah menambahkan bahwa hasil garis dua tidak selalu menunjukkan positif HIV, karena bisa jadi disebabkan oleh virus lain.
"Kalau ada yang hasilnya garis dua, kita arahkan ke drg Andha selaku konselor untuk pemeriksaan lanjutan. Proses ini memastikan diagnosis lebih akurat," katanya menjelaskan.
Pada kesempatan ini, warga binaan bahkan juga diberikan pelatihan praktek Skrining HIV Mandiri (SHM) menggunakan alat bernama Oral Fluid Test.
Ia menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan mengedukasi warga binaan mengenai risiko kesehatan yang mungkin mereka mengalami sebelum masuk ke dalam Rutan.
"Siapa tahu ada dari mereka yang sebelumnya di luar melakukan hubungan seksual tidak aman, menggunakan jarum suntik bekas, atau berganti-ganti pasangan," ujarnya.
Ia juga berharap program ini membawa manfaat besar bagi peserta dan menyampaikan edukasi ini ke warga binaan lainnya.
"Semoga mereka paham risiko yang pernah dialami saat di luar. Selama di sini, kami harap mereka dapat menghindari perilaku berisiko, dan setelah kembali ke masyarakat, mereka bisa menjadi pribadi yang lebih baik, serta benar-benar bisa lepas dari jerat narkoba," ujarnya.
Kepala Rutan Kelas I Makassar Jayadikusumah menyambut baik inisiatif Yayasan Gaya Celebes Makassar yang mendukung upaya pemulihan warga binaan, khususnya dalam mencegah penyebaran penyakit menular.
"Ini sejalan dengan komitmen kami untuk memberikan layanan kesehatan yang terpadu bagi semua warga binaan," kata dia.
Sementara itu, Konselor Penyakit Menular di Klinik Dr. Sahardjo Rutan Kelas I Makassar drg Handayani Ali menjelaskan pentingnya edukasi kesehatan seperti ini di lingkungan Rutan.
Menurutnya, skrining HIV Mandiri memberikan wawasan baru bagi warga binaan tentang cara menjaga kesehatan.
"Kami juga memastikan setiap kasus ditangani sesuai prosedur agar tidak hanya terdeteksi dini, tetapi juga mendapat perawatan yang tepat," ujar dia.
Terpisah, Kepala Seksi Pelayanan Tahanan Angga Satrya mengatakan program seperti ini diharapkan terus dilakukan sebagai bagian dari upaya pemulihan kesehatan dan mental warga binaan.
"Sehingga nantinya warga binaan siap kembali ke masyarakat dengan bekal pengetahuan dan kesadaran yang lebih baik," ujarnya.