Makassar (ANTARA) - Universitas Hasanuddin (Unhas) canangkan sebagai pusat riset hilirisasi nikel di Indonesia untuk memaksimalkan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam nusantara.
Rektor Unhas Prof Dr Jamaluddin Jompa di Makassar, Rabu, mengatakan untuk mewujudkan hilirisasi nikel membutuhkan teknologi yang maju dan berbagai inovasi. Artinya hilirisasi ini bukan hanya bermodalkan keinginan namun butuh komitmen dan pengembangan sumber daya manusia (SDM).
"Juga dibutuhkan kolaborasi dan kerjasama dengan industri, baik dari dalam ataupun luar negeri karena mereka telah memiliki pengalaman (kelola tambang nikel)," ujarnya pada acara Simposium Nasional bertema “Hilirisasi Nikel Indonesia” di Unhas Hotel Makassar.
Sementara Ketua Departemen Teknik Geologi Unhas Dr Eng Hendra Pachri ST M Eng, mengatakan pihaknya telah berkomitmen menghasilkan penelitian berkualitas tinggi terkait teknologi pengelolaan nikel.
Unhas khususnya Fakultas Teknik, kata dia, saat ini juga terus fokus menyediakan sumber daya manusia terampil melalui pendidikan dan pelatihan serta menjalin kolaborasi dengan pemerintah, industri dan komunitas untuk mengimplementasi hasil penelitian.
Terkait rencana pengembangan industri hilirisasi nikel, lanjut dia, pihaknya fokus mendorong empat hal mulai dari pengelolaan smelter, industri stainless steel atau industri baja tahan karat.
Selanjutnya pengembangan industri baterai yakni rencana pembangunan industri baterai berjenis Cobalt Mangan (NCM) dan Nikel Cobalt Alumunium (NCA) serta pemanfaatan terak feronikel sebagai bahan baku logam magnesium dan ferroalloy.
"Tantangan kita dari tim geologi pertambangan dalam hilirisasi nikel yakni bagaimana kita mengekstrak unsur-unsur yang ada dalam nikel yang masih perlu kita keluarkan," ujarnya.
Dekan Fakultas Teknik Unhas Prof DR Muh Isran Ramli, menegaskan peran penting akademisi dalam mendukung hilirisasi nikel melalui riset dan inovasi teknologi.
Ia mengatakan, Fakultas Teknik Unhas berkomitmen untuk terus melakukan penelitian yang dapat membantu industri nikel dalam mengembangkan produk bernilai tambah.