Makassar (ANTARA) - Badan Hisab Rukyat Sulawesi Selatan bersama Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah IV Makassar melakukan pemantauan hilal di Delft Apartemen Kawasan Reklamasi Central Poin of Indonesia (CPI) Makassar, Jumat.
Ketua Bidang Hisab Rukyat Sulsel Abbas Padil menyebutkan, dari pantauan tim gabungan, bulan terbenam sekitar pukul 18.37 WITA, tinggi hilal terlihat 3 derajat 38 menit. Azimut matahari dari utara ke selatan 262 derajat 06 menit 13 detik.
Selanjutnya, Azimut bulan 263 derajat 38 menit 59 detik, posisi hilal 1 derajat 33 menit sebelah utara matahari dan lama hilal di atas ufuk 16 menit.
"Berdasarkan pantauan hilal di Makassar, 1 Ramadhan jatuh pada Sabtu 1 Maret besok, namun kepastiannya masih menunggu sidang isbat di Kementerian Agama, Jakarta," katanya.
Sementara itu, Koordinator Bidang Observasi BMKG Wilayah IV Makassar Jamroni di sela pemantauan posisi hilal, menuturkan, matahari akan tenggelam di pukul 18.21 WITA dan bulan tenggelam pada pukul 18.39 WITA.
"Sehingga dari pengamatan sekitar 18 menit dari tenggelamnya matahari, disusul tenggelamnya bulan dengan ketinggian hilal di atas ufuk adalah 3,02 derajat," katanya.
Untuk kriteria MABIMS (Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura), pengamatan hilal harus di atas 3 derajat. Kriteria untuk mengamati sudah terpenuhi karena bulan di atas ufuk sudah 3,02. Satu kriteria belum terpenuhi yaitu sudut elongasi.
Kendati demikian, kata Ketua Kelompok Kerja Geofisika BMKG IV Makassar ini, elongasinya belum sampai 6,4 derajat sebab, hilal di Makassar belum memenuhi kriteria imkanur rukyat.
"Hanya pada wilayah Aceh saja elongasi hilal sudah memenuhi semua kriteria MABIMS. Memang ada perbedaan ketinggian hilal pada masing-masing wilayah. Seperti di Aceh ketinggian hilal terlihat 3,0 dengan sudut elongasi 6,4 atau sudah memenuhi syarat," ujarnya menjelaskan.
Sementara itu, Pemerintah Pusat akhirnya menetapkan 1 Ramadan 1446 Hijriyah tahun 2025 Mjatuh pada Sabtu, 1 Maret 2025. Penetapan ini didasarkan pada keputusan sidang isbat (penetapan) 1 Ramadan 1446 Hijriyah yang dipimpin Menteri Agama Nasaruddin Umar di Kantor Kementerian Agama, Jakarta..
“Sidang Isbat secara mufakat menetapkan 1 Ramadan 1446 H jatuh pada Sabtu, 1 Maret 2025,” ujar Menag dalam konferensi pers yang digelar usai Sidang Isbat Penetapan 1 Ramadan 1446 H.
Menurut Menag, sidang menyepakati keputusan tersebut karena dua hal. "Pertama, kita telah mendengar paparan Tim Hisab Rukyat Kemenag yang menyebutkan pada hari rukyat 28 Februari 2025 , tinggi hilal di seluruh wilayah NKRI antara: 3° 05‘ 55“ atau 3,10 derajat sampai dengan 4° 40‘ 96“ atau 4,68 derajat,” kata Menag.
Artinya, secara hisab posisi hilal di Indonesia saat sidang isbat awal Ramadan 1446 Hijiriyah, pada hari rukyat 29 Sya’ban 1446 Hijiriyah atau 28 Februari 2025 , posisi hilal di wilayah NKRI ada yang telah memenuhi kriteria tinggi hilal minimum 3 derajat dan sudut elongasi minimum 6,4 derajat.
Ini sesuai dengan kriteria baru yang ditetapkan MABIMS. Diketahui, pada 2021 Menteri Agama anggota MABIMS menyepakati kriteria baru yaitu tinggi hilal 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat.