Makassar (ANTARA Sulsel) - Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan Pomanto meminta para pengusaha atau investor yang baru akan membuat hotel di Makassar untuk menyediakan fasilitas pengamanan CCTV yang terkoneksi dengan Control Centre Pemkot Makassar.
Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto di Makassar, Senin, mengatakan penyediaan CCTV oleh pihak hotel memang penting untuk ikut menjaga keamanan di Kota Daeng.
"Walaupun Perwali belum keluar, namun untuk menyangkut CCTV memang kita minta kesediaan pengusaha hotel untuk bisa menyiapkan. Kita berharap semua sudut yang dianggap penting harus dipasangi CCTV untuk keamanan," jelasnya saat menghadiri presentase AMDAL pembangunan Hotel Porter dan Apartemen dan Kondotel Puspamaya.
Selain masalah CCTV, dirinya juga meminta kesediaan pihak pengelola hotel khususnya Porter Hotel untuk memenuhi janji sebelumnya yang ingin memperbaiki Taman Macan Makassar. Wali kota juga meminta agar pemilik hotel memperhatikan kearifan lokal yang ada di Makassar.
"Bisa juga membuat taman khusus untuk anak-anak bermain. Apalagi saat ini memang tidak banyak fasilitas taman yang dikhususkan untuk permainan anak-anak dan saya kira itu bagus jika bisa diadakan," katanya.
Sementara untuk masalah umum seperti pemenuhan persyaratan lain seperti IMB, analisis dampak lingkungan hidup, analisis dampak lingkungan lalu lintas juga tentu harus menjadi fokus utama untuk disiapkan.
Pihaknya juga berjanji jika semua hal yang dipersyaratkan bisa dipenuhi pihak investor hotel maka siap memberikan izin membangun.
Menurut dia, adanya amdal tentunya telah menegaskan komitmen pengusaha dalam membangun sesuai aturan yang diharapkan. Untuk itu dalam kesempatan yang baik itu juga sekaligus mengajak pengusaha bersama-sama pihak pemerintah untuk berjalan dengan aturan yang ada.
Dirinya juga tidak ingin memaksakan memberikan izin jika pada saatnya nanti akan kembali berpolemik yang tentunya akan kembali ke dirinya sebagai wali kota atau pemberi izin.
Untuk itu, dirinya mengaku sengaja mengajak kalangan media untuk melihat langsung proses presentase tersebut.
"Sebelumnya memang dilakukan lebih tertutup yang akibatnya terjadi polemik. amdal yang keluar, prosesnya tidak bisa dipertanggung jawabkan apalagi hasilnya," sebutnya.