Makassar (Antara Sulsel) - Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Sulawesi Selatan membuat cetak biru sebagai bahan rujukan bagi setiap kepala daerah di provinsi tersebut untuk melibatkan generasi muda dalam pembangunan.
"Simposium Millenial yang telah kami gelar ini salah satu tujuannya adalah menggali beberapa potensi dan membuat suatu gagasan sebagai cetak biru yang akan dijadikan landasan dari seluruh kepala daerah di Sulsel," ujar Ketua KNPI Sulsel, Imran Eka Saputra, menyambut HUT Sumpah Pemuda ke-89, Sabtu.
Peringatan Hari Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 2017 diharapkan menjadi momentum dari generasi muda Indonesia khususnya di Sulawesi Selatan untuk berkontribusi dalam pembangunan.
Menurut mantan Presiden BEM Unhas ini, pemimpin daerah sudah harus sadar bahwa di tangan pemuda, banyak hal yang bisa dikembangkan dan dilakukan asalkan kesempatan itu diberikan.
Pemimpin daerah, katanya, seharusnya melirik pemuda karena bangsa ini akan mengalami yang namanya bonus demografi pada tahun 2020-2030.
Dijelaskannya, bonus demografi adalah suatu fenomena struktur penduduk sangat menguntungkan dari sisi pembangunan karena jumlah penduduk usia produktif sangat besar, sedang proporsi usia muda sudah semakin kecil dan proporsi usia lanjut belum banyak.
Dengan demikian, pada tahun 2020-2030, Indonesia akan memiliki sekitar 180 juta orang berusia produktif, sedang usia tidak produktif sekitara 60 juta jiwa, atau 10 orang usia produktif hanya menanggung 3-4 orang usia tidak produktif, sehingga akan terjadi peningkatan tabungan masyarakat dan tabungan nasional.
Jika bangsa Indonesia tidak mampu menyiapkan kondisi menyambur bonus demografi, seperti penyediaan lapangan kerja dan peningkatan kualitas SDM, dan pelayanan kesehatan dan gizi, maka akan terjadi permasalahan, yaitu terjadinya pengangguran yang besar dan akan menjadi beban negara.
Alumni Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin itu mengatakan masyarakat Indonesia yang mayoritas saat ini berada di usia produktif bisa menjadi momentum untuk menggenjot pembangunan di Indonesia.
Akan tetapi, kata dia, momentum bonus demografi tersebut belum disikapi dengan baik oleh pemerintah, dan bisa menjadi momok menakutkan dan musuh bersama.
"Bahkan sampai saat ini pemerintah belum memiliki kerangka kebijakan yang integral dan terukur dalam pembangunan kelompok usia muda, baik dalam sektor pendidikan, kesehatan, dan ketenagakerjaan," katanya.
Melalui simposium millenial itu dirinya bersama pemuda lainnya kemudian menggagas sebuah kerangka acuan pembangunan dengan menjadikan pemuda sebagai subsektor pembangunan di segala bidang sesuai dengan kebutuhan bangsa ini.
Berita Terkait
Kasus DBD di Sulsel tembus 1.620 kasus
Sabtu, 20 April 2024 7:16 Wib
Kadin Sulsel siap mempromosikan KEK Bira-Takabonerate melalui PSBM XXIV
Jumat, 19 April 2024 19:44 Wib
Penjabat Gubernur Sulsel dianugerahi gelar adat Daeng Mappuji
Jumat, 19 April 2024 17:48 Wib
Kemenkumham Sulsel siap bersinergi dengan Kejati Sulsel
Jumat, 19 April 2024 13:09 Wib
Pj Gubernur: Pemprov Sulsel siap berkolaborasi dengan kejaksaan
Jumat, 19 April 2024 9:36 Wib
Pj Gubernur Sulsel mengapresiasi sinergisitas Basarnas tangani bencana
Jumat, 19 April 2024 7:40 Wib
Gerindra dan Nasdem bahas koalisi Pilkada 2024 di Sulsel
Kamis, 18 April 2024 23:37 Wib
KKSS : Pelaksanaan PSBM fokus melihat potensi produk lokal Sulsel
Kamis, 18 April 2024 20:55 Wib