"Ini salah satu upaya yang kita lakukan untuk mengurangi dampak buruk yang akan terjadi pada binatang laut seperti ikan dan sejenisnya serta biotanya," ujar Kepala BKIPM Makassar, Sitti Chadidjah di Makassar, Sabtu.
Ia mengatakan, sumber daya alam (SDA) Indonesia sangat melimpah, namun kurang maksimal dalam pengelolaannya termasuk yang ada di lautan.
Di tengah pengelolaan yang kurang maksimal, juga adanya perilaku buruk yang dilakukan oleh oknum-oknum tidak bertanggung jawab dengan membuang sampah seperti plastik ke laut.
Sitti Chadijah menyampaikan bahwa Indonesia merupakan penghasil sampah plastik nomor dua terbesar di dunia setelah Cina, dan Makassar berpotensi menjadi salah satu lokus dari arus yang membawa sampah plastik di Indonesia.
"Posisi Makassar sebagai pintu ekspor di wilayah timur Indonesia sangat strategis sehingga isu mikroplastik menjadi penting untuk didiskusikan mengingat produk perikanan yang di ekspor bukan tidak mungkin akan terkontaminasi oleh partikel mikroplastik yang berbahaya jika kita tidak memiliki kesadaran bersama untuk mengurangi resiko tersebut," jelas Sitti.
Dosen Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Hasanuddin (FKP-Unhas) Makassar, Shinta Werorilangi yang membawakan materi pada kegiatan itu mengatakan, kebiasaan manusia membuang sampah sembarangan di laut, kini dihadapkan pada bencana pencemaran plastik.
"Partikel plastik yang berukuran kecil berpotensi mencemari rantai makanan serta mengkontaminasi biota perairan karena mikroplastik dapat menyerap dan melepaskan bahan kimia yang beracun dan berbahaya," katanya.
Keberadaan mikroplastik di perairan dapat dengan mudah dimakan oleh hewan air. Tentu saja hal ini mengganggu dan mencemari rantai makanan dan beresiko bagi kesehatan manusia dan lingkungan.
Plastik yang tidak terurai akan dimakan oleh ikan dan terakumulasi melalui rantai makanan di mana konsumen akhirnya adalah manusia.
Berdasarkan hasil penelitian terbaru antara Universitas Hasanuddin dan University of California Davis di tahun 2014 dan 2015 menemukan cemaran plastik mikro di saluran pencernaan ikan dan kerang yang dijual di tempat pelelangan ikan terbesar di Makassar Sulawesi Selatan.
Selain bersifat karsinogenik, mikropalstik berbentuk fragmen berbahaya karena merusak pencernaan. Temuan mikroplastik pada pasar ikan di Makassar menunjukkan tingginya pencemaran plastik di laut.
Dalam kegiatan ini, panitia mengangkat tema "Membangun Kesadaran Akan Resiko Plastic Debris Pada Keberlangsungan dan Keamanan Hasil Perikanan".