Makassar (ANTARA) - Perum Bulog Kantor Wilayah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat (Sulselbar) telah menyiapkan skema pasar murah guna menghadapi bulan Ramadhan 1442 Hijiriah tahun 2021 di wilayah Sulselbar.
"Sudah siapkan skema pasar murah saat ramadhan nanti. Kami pun sudah bertemu wali kota dan diberikan izin mulai bergerak pada 14 April bersama dengan Dinas Perdagangan Kota Makassar," ujar Pimpinan Wilayah Bulog Sulselbar, Eko Pranoto didampingi wakilnya Bowo Kristiono, di kantor Perum Bulog Kota Makassar, Selasa.
Rencananya, pasar murah tersebut dilaksanakan atas kerja sama dengan Dinas Perdagangan setempat, termasuk menggunakan kendaraan truk khusus dinas terkait saat operasi pasar ramadhan. Mengingat, antisipasi kebutuhan komuditi bahan pangan diprediksi naik dan mempengaruhi harga normal.
Menurut dia, Perum Bulog pun ditugaskan pemerintah selain memenuhi kebutuhan pangan masyarakat, juga termasuk di dalamnya menjalankan sistem komersialisasi agar bisa mendapatkan pendapatan.
"Bulog dituntut menjalankan komersial dan bisnis agar mendapat pendapatan. Tahun ini ditargetkan Rp520 miliar. Tahun lalu targetnya Rp1 triliun lebih, namun hanya bisa dapat setengahnya, karena kondisi pandemi COVID-19," beber Eko.
Pasar murah nanti, lanjut dia, tidak hanya memasarkan beras, pengadaan komoditi lain seperti gula, tepung, minyak goreng, cabai, bawang merah, ayam, telur hingga daging juga akan disediakan untuk keperluan masyarakat saat Ramadhan.
Selain beras medium, dengan harga Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp 9.450 per kilogram, Bulog juga memasarkan beras premium di atas Rp15 ribuan. Sebab, beras premium yang dimiliki Bulog kualitasnya jauh lebih tinggi dari beras medium.
Ditanyakan stok beras Bulog wilayah Sulselbar hingga saat ini, sebut dia, masih ada sebanyak 88 ribu dan diyakini mampu bertahan hingga 15 bulan ke depan, termasuk di dalamnya pemenuhan pangan dalam mengantisipasi kebutuhan saat Ramadhan.
"Kami pun sudah menyiapkan pasar murah sebelum ramadhan, dengan menempatkan produk di setiap kelurahan dilakukan secara bergiliran. Inovasi menjemput bola ini selain memenuhi kebutuhan masyarakat di tengah pandemi, juga sebagai strategi pemasaran," tambahnya.
Berkaitan dengan pemenuhan dan serapan gabah maupun beras petani lokal ditarget Perum Bulog Wilayah Sulselbar tahun ini, sebanyak 303 ribu ton setara beras. Berdasarkan angka dari Dinas Pertanian untuk tahun 2021 total panen di wilayah Sulselbar sebanyak 5,6 juta ton Gabah Kering Giling (KKG) atau 3,5 juta ton setara beras.
Puncak panen rendengan dimulai Maret-Mei 2021 di wilayah Sulawesi Selatan pada minggu ke-4 Maret dengan total panen diperkirakan sebanyak 1,3 juta ton setara beras. Saat ini beberapa wilayah mulai panen di Kabupaten Gowa, Takalar, Maros, Barru, Pinrang, Sidrap, Bone, Luwu Utara, Luwu Timur dan Polman.
Sejauh ini, kata Eko Pranoto menambahkan, sejak Januari sampai 15 Maret 2021, penyerapan maupun pengadaan gabah/beras petani lokal sudah mencapai 18.914 ton setara beras, dengan rata-rata per hari mencapai 2.000 ton.
Adapun strategi dalam mengoptimalkan penyerapan pengadaan gabah/beras, dengan meningkatkan kualitas mitra kerja melalui pola seleksi mitra pengadaan terpusat dan setempat serta penerapan pola kontrak reguler dan kontrak jangka panjang.

