Ambon (ANTARA News) - Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Maluku Tenggara AKP Umar menjadi korban pertikaian antarwarga Desa Kolser, Kecamatan Kei Kecil, pada 8 November 2011.
Kabid Humas Polda Maluku AKBP Johanis Huwae di Ambon, Kamis, mengatakan, Kasat Reskrim saat ini menjalani perawatan itensif di RSU Tual. Umar menderita dua jari tangan kanannya putus.
"Yang bersangkutan mengalami luka karena berusaha melerai pertikaian antarwarga Desa Kolser yang berdasarkan penyidikan sementara dipicu pelantikkan kepala desa setempat," ujarnya.
Dia memastikan kondisi keamanan di sana telah terkendali dan koordinasi dijalin dengan pimpinan agama maupun tokoh masyarakat atau adat untuk mengantisipasi kemungkinan terjadi pertikaian susulan.
"Penegakkan hukum tetap dilaksanakan, tapi tahap awal dilakukan pendekatan persuasif untuk menyetabilkan keamanan agar tidak bertambah korban akibat pertikaian sesama warga desa Kolser," tandas Huwae.
Pertikaian tersebut juga mengakibatkan Johanis meninggal, sedangkan dua lainnya menjalani perawatan intensif di rumah sakit Karel Satsuitubun. Selain itu, sebanyak 15 unit rumah warga terbakar.
Bentrok tersebut merupakan kedua kalinya. Pertikaian telah terjadi pada pada Oktober 2011.
Pertikaian antawarga Desa Kolser diawali Amandus Renyaan yang hendak ke pusat kota, dibunuh oleh salah satu warga dengan inisial TL. Pembunuhan terjadi di Pasar Ohoijang, Kota Tual. Korban mengalami luka di bagian kepala.
Informasi ini kemudian berkembang sampai ke Desa Kolser. Bentrok antarwarga tak terelakan dan saling serang dengan senjata tajam tak lagi terhindarkan.
Polres Malra yang mendapat laporan, selanjutnya menerjunkan pasukan dipimpin Kasat Reskim AKP Umar yang ahirnya dua jari tangannya putus. Aparat keamanan yang menghalau warga juga mendapat perlawanan dari massa yang bertikai. (T.L005/S023)