Pemberian gelar kehormatan kebangsawanan tersebut terlebih dahulu melalui pengkajian akademik oleh beberapa Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, pengkajian politik serta rapat pleno dewan adat Karaeng Galesong.
Pemberian gelar kehormatan kebangsawanan itu dilakukan kerabat Karaeng Galesong H. Mallarangang Karaeng Gassing serta ketua Adat Galesong yang juga Ketua DPRD Provinsi Sulawesi Selatan HM Roem Karaeng Mattawang dengan memakaikan baju adat dan menyematkan kopiah (songko biring bulaeng berlapis emas) diiringi tabuhan gendang (tunrung pakanjara) serta sumpah setia (Angngaru) di Balla lompoa (Istana Kerajaan Galesong) di Galesong, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan kepada Ketua MK Mahfud MD Karaeng Tojeng.
Saat seorang Tubarani (Pemberani) mengucapkan sumpah setia (Angngaru) dengan keris terhunus, jaraknya hanya dua langkah dengan Mahfud MD Karaeng Tojeng di anak tangga terbawah Balla Lompoa Galesong.
Hadir pada acara itu, Gubernur Sulsel Dr HM Syahrul Yasin Limpo, Bupati dan wakil Bupati Takalar, Rektor Unhas, Prof Dr Idrus Patturusi serta seluruh kerabat Karaeng Galesong.
Pemangku adat Karaeng Galesong H. Mallarangan Karaeng Gassing menguraikan "Karaeng" adalah gelar kebangsawanan dan "Tojeng" artinya "Benar".
"pemberian gelar ini diberikan berkaitan dengan jabatan Mahfud saat ini sebagai Ketua Mahkamah Konstitusi agar insyaAllah dapat menjalankan tugasnya layaknya sebenar-benarnya sesuai keadilan sebenarnya," kata Karaeng Gassing.
Ketua adat Karaeng Galesong yang juga Ketua DPRD Provinsi Sulsel, Muh. Roem Karaeng Mattawang menyatakan bahwa pemberian gelar kehormatan kebangsawanan ini ada kaitannya dengan sejarah. Yang pertama aspek sejarah dimana Karaeng (Raja) Galesong pertama sewaktu ke Madura pada zaman penjajahan Belanda disambut baik dan meriah oleh warga Madura kemudian bergabung dengan pasukan Pangeran Trunojoyo.
Yang kedua, kata Roem, karena berkaitan dengan jabatan yang sekarang dijabat oleh Mahfud MD sebagai Ketua Mahkamah Konstitusi yang memiliki integritas yang bisa dicontoh oleh rakyat dan diteladani
"Sangat berkaitan dengan jabatan yang sedang dijabatnya sebagai penegak hukum yang dituntut untuk adil, tegar dan tidak berpihak dengan pihak-pihak yang bersengketa di Mahkama konstitusi," katanya.
Menurut salah seorang Pakar Hukum Unhas Prof Dr H Aminuddin Salle Karaeng Patoto yang juga kerabat Karaeng Galesong, Karaeng Tojeng diambil dari nama I Manindori Karaeng Tojeng Karaeng Galesong Tu Menanga ri Tappakna yang meninggal dan dikuburkan di Ngantang Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Karaeng Tojeng memiliki kepemimpinan "assulapak appak", cerdas, berani, jujur dan berada (kaya). Sifat kepemimpinan seperti itu ternyata sangat diperlukan oleh negara kita dalam keadaan sekarang ini.
Berdasarkan catatan sejarah, I Manindori Karaeng Tojeng adalah Putra Sulung Sultan Hasanuddin dari isterinya yang keempat. Atas dasar bakat kepemimpinan yang dimilikinya, beliau diangkat oleh ayahnya sebagai Karaeng (Kare) di Galesong.
Pada saat perjanjian Bungaya, Karaeng Tojeng yang tidak setuju dengan perjanjian itu meninggalkan Galesong dan Tanah Makassar melanjutkan perjuangan melawan penjajah Belanda ke Madura dan Jawa Timur yang pada akhirnya mengharumkan namanya bukan hanya di lokal Galesong tetapi sampai ke seluruh Nusantara, bahkan sampai di luar negeri.
Di Pulau Jawa, Karaeng Tojeng dipermenantukan Pangeran Trunojoyo melalui perkawinan dengan keponakannya yang bernama Putri Kuning.
Kepemimpinan Assulapak Appak Makassar menurut penilaian kami Kerabat Karaeng Galesong, dimiliki Prof Mahfud MD, bukan hanya karena beliau sebagai orang Madura yang karakternya hampir sama dengan karakter orang Makassar yang kebetulan juga orang Madura yang cerdas, berani, jujur, dan berada, juga menerima dengan tangan terbuka I Manindori Karaeng Tojeng, akan tetapi secara riil beliau memiliki sifat itu dan mempraktekkannya dalam kehidupan. Tojeng, artinya benar, atau kebenaran.
Penghargaan
Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo menilai empat sifat dasar Karaeng Tojeng Karaeng Galesong dahulu yakni cerdas, berani, jujur dan kaya, dimiliki Prof Mahfud MD, sehingga pemberian gelar kehormatan kebangsawanan ini wujud penghargaan masyarakat adat Galesong kepada Ketua MK tersebut.
"Hari ini kita memberi gelar yang menjadi sebuah harapan, doa dan tekad kepada Bapak Mahfud MD," kata Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo usai upacara pemberian gelar adat di Istana Balla Lompoa Galesong, Takalar, Sulsel.
Pemberian gelar "Karaeng Tojeng" yang berarti kebenaran ditandai pemasangan Songkok Biring Bulaeng oleh Ketua Lembaga Adat Galesong Muhammad Roem Karaeng Mattawang.
Suatu saat, lanjutnya, Karaeng Tojeng diharapkan menjadi orang yang membangun masa depan Indonesia dan Sulsel yang lebih baik.
Ia menjelaskan, orang Bugis-Makassar pembenarannya selalu melalui empat pendekatan dasar yakni kesesuaian dengan nilai-nilai agama, mendahulukan kepentingan orang banyak, aturan serta adat dan budaya.
Orang Bugis-Makassar selalu bersumpah setia pada komitmen. "Bapak (Mahfud MD) bagaikan jarum, menyeberanglah jarum dan benang akan mengikutimu. Asal saja yang kau tuju adalah hal yang benar. Jadi, pendekatan kita memang ada agama, kebersamaan, aturan dan adat budaya yang kami junjung tinggi," ucap Gubernur.
Pemberian gelar ini, kata Mahfud membuat saya bangga, sekaligus merasa tersandera oleh masyarakat adat Galesong, sebab pemberian nama dari tokoh yang sangat terkenal pada masanya membuat saya harus mengikuti jejak tersebut, ini menjadi pemompa semangat baru bagi saya agar terus berbuat yang terbaik bagi masyarakat dan bangsa.
Menurut Mahfud Karaeng Tojeng, "assulapak appak", cerdas, berani, jujur dan kaya ide/gagasan harusnya menjadi dasar kepemimpinan dan bukan karena hasil survei, tingkat popularitas, aksesibilitas dan lainnya yang cenderung beraroma transaksional, seperti yang dilakukan saat ini.
Mahfud MD Karaeng Tojeng mengatakan "Saya mendapat kehormatan besar yang dikaitkan dengan kepemimpinan masa lampau, yang saya rasakan ini merupakan beban moril tentunya."
"Untuk saya sendiri harus mengorientasikan seluruh kegiatan yang mempunyai sifat jujur, berani, cerdas dan kaya akan gagasan dan inovasi tersebut .
Masyarakat adat Karaeng Galesong menginginkan saya menjadi seperti gelar kebangsawanan tersebut yang bersifat jujur, berani, cerdas dan kaya gagasan dan inovasi, ucapnya.
Mahfud menilai, gelar kehormatan "Karaeng Tojeng" yang diberikan kepadanya merupakan simbol bahwa rakyat merindukan pemimpin konsekuen.
Galesong merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan. Raja XVI Kerajaan Gowa, Sultan Hasanuddin mengangkat anaknya I Manindori Karaeng Tojeng menjadi Karaeng (Raja) Galesong dan namanya menjadi I Manindori Karaeng Tojeng Karaeng Galesong yang kaitan kekeluargaannya di Pulau Jawa hingga dokter Wahidin Sudirohusodo dan saat ini Setiawan Jodi.
Galesong tempoe doeloe terkenal dengan pasukan perang "Tubarani" (pemberani) yang menjadi pasukan pemukul Kerajaan Gowa yang sangat terkenal.
Sekarang ini Galesong dikenal dengan nelayannya yang sangat trampil berburu telur ikan terbang (ikan tuing-tuing) yang sekali melaut 3-4 bulan baru kembali ke kampungnya di Galesong. Mereka hingga kini taat adat, sebelum melaut para nelayan tersebut biasanya terlebih dahulu ke Balla Lompoa, begitupun saat selamat kembali dengan membawa hasil juga ke Balla Lompoa Galesong. (T.F003/M009)

