Mamuju (ANTARA) - Sejumlah aktivitas pecinta lingkungan di Kabupaten Polewali Mandar Provinsi Sulawesi Barat melakukan transparansi terumbu karang menggunakan beton bekas sebagai upaya merestorasi ekosistem laut yang rusak.
Ketua Komunitas Laut Biru Sulbar Putra Ardiansyah dihubungi dari Mamuju, Jumat, mengatakan penanaman terumbu karang menggunakan beton bekas itu dilakukan dalam rangka merayakan "Coral Triangle Day" atau Hari Segitiga Terumbu Karang Dunia.
"Transplantasi terumbu karang dalam rangka peringatan hari Segitiga Terumbu Karang Dunia yang diperingati setiap 9 Juni. Kegiatan tersebut kami lakukan diantara gugusan pulau yang ada di Kecamatan Binuang Kabupaten Polewali Mandar," kata Putra Ardiansyah.
Para ilmuwan LIPI kata dia, menemukan hanya 6,5 persen terumbu karang di Indonesia yang kondisinya sangat bagus dan dari jumlah total yang ada.
Sedangkan 36 persen lainnya berada dalam kondisi buruk.
"Khusus di kawasan pesisir Polewali Mandar, kami melihat memang sangat kurang populasi terumbu karang," tuturnya.
"Bukan tidak ada, tapi memang kondisinya sudah banyak yang rusak, termasuk di kawasan Kepulauan Binuang yang kita survei beberapa hari yang lalu," terang Putra Ardiansyah.
Salah satu lokasi yang dipilih melakukan kegiatan transplantasi terumbu karang lanjutnya adalah kawasan Pulau Gusung Toraja yang kondisi ekosistem bawah lautnya terus mengalami penurunan fungsi lingkungan.
"Terumbu karang adalah ekosistem utama yang telah rusak akibat penangkapan yang tidak ramah lingkungan puluhan tahun terakhir. Akibatnya, pesisir pulau mengalami abrasi akibat kurangnya populasi karang sebagai pondasi dasar," urainya.
"Selain itu, keragaman hewan laut sebagai ekosistem pendukung dan daya tarik wisata juga berkurang mengikuti turunnya jumlah populasi terumbu karang," kata Putra Ardiansyah.
Ia mengakui, pada kegiatan tersebut aktivis lingkungan juga mendapat banyak kendala, terutama dana untuk melakukan kegiatan
"Kami tidak punya dana yang cukup untuk melakukan program transplantasi, juga tidak mempunyai peralatan scuba diving untuk melakukan pekerjaan ini," ucapnya.
"Makanya kami manfaatkan beton-beton bekas yang dipungut di sekitar jalan Kota Polewali untuk jadi media transplantasi. Juga sebenarnya kami membutuhkan tenaga ekstra karena harus tahan napas dalam air, tanpa bantuan alat untuk beberapa prosesnya," tambah Putra Ardiansyah.
Ia berharap agar semua pihak bisa berkolaborasi, bergerak dan bekerja bersama untuk menjaga keberlangsungan ekosistem laut, utamanya terumbu karang sebagai rumah dari jutaan spesies makhluk hidup yang sebenarnya bekerja keras untuk keberlangsungan hidup dan keseimbangan alam ini.
"Saya harap pemerintah daerah dapat melihat aksi ini. Kami ingin pemerintah hadir mengawal dan mendukung upaya para komunitas seperti kami untuk pemulihan ekosistem," ujarnya.
"Rencananya, kegiatan ini akan menjadi sebagai salah satu paket wisata edukasi terumbu karang, juga sebagai laboratorium bawah laut tempat para mahasiswa atau siapapun nantinya yang ingin melakukan penelitian terkait ekosistem terumbu karang," tambahnya.
Selain Komunis Laut Biru, aksi transplantasi terumbu karang itu juga melibatkan Radiant Life Excursions, Sandeq Diving Club' Unsulbar, Komunitas PeKa dan Komunitas RBI.