Kuala Lumput (ANTARA) - Pelajar dan pekerja migran Indonesia (PMI) mempertanyakan sulitnya mendapatkan entry permit untuk dapat masuk ke Malaysia khususnya setelah Perintah Kawalan Pergerakan (PKP) di negara tersebut dicabut.
Hal tersebut mereka sampaikan dalam sesi webinar Sosialisasi Keimigrasian seri II yang digelar Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Penang secara hibrida dari Kedah, Malaysia, Minggu.
Selain itu, mereka juga banyak menanyakan persoalan prosedur pernikahan dengan warga negara asing, hingga isu-isu ketenagakerjaan terkait hak dan kewajiban majikan atau perusahaan tempat mereka bekerja.
Konsul Jenderal Republik Indonesia Penang Bambang Suharto mengatakan, bagi masyarakat Indonesia, Malaysia merupakan salah satu negara tujuan favorit bagi pekerja migran maupun pelajar Indonesia. Dalam dasawarsa terakhir, Malaysia juga menjadi tujuan favorit untuk wisata medis atau medical tourism.
Khusus terkait pekerja migran dan pelajar Indonesia, ia mengatakan isu-isu keimigrasian yang dinamis selama masa pandemi COVID-19 memang memberikan tantangan tersendiri.
Bagi pekerja migran dan pelajar, situasi pandemi tidak memberikan keleluasaan melakukan perlintasan dua negara. Selama masa PKP banyak pekerja migran dan pelajar Indonesia tidak dapat masuk kembali ke Malaysia untuk beraktivitas, ujar Bambang.
Ia mengatakan memang jumlah sektor pekerjaan dan sektor pendidikan secara langsung dihentikan selama masa PKP tersebut, karena tidak banyak aktivitas yang dapat dilakukan apabila mereka berada di Malaysia saat itu.
Dinamika isu-isu keimigrasian dan kebijakan di Malaysia, menurut dia, menjadi informasi berharga bagi kelompok pekerja migran dan pelajar, serta bagi jajarannya di KJRP Penang.
“Kami juga terus memantau perkembangan isu dan kebijakan keimigrasian tersebut serta protokol kesehatan yang diberlakukan untuk kemudian disampaikan kepada masyarakat Indonesia di wilayah kerja kami,” kata Bambang.
Pada saat pandemi sudah mulai mereda dan perubahan status menjadi endemi, ia mengatakan jajarannya perlu memperoleh informasi terbaru mengenai kebijakan keimigrasian di Malaysia.
“Situasi COVID-19 mempengaruhi semua aspek kehidupan kita. Tidak dapat dipungkiri, kita stres dan beban mental bagi kita dalam menghadapinya,” ujar dia.
Terbatasnya pekerjaan bagi PMI dan kuliah daring yang harus dijalani pelajar memberikan tantangan tersendiri. “Dalam kesempatan ini kami undang pakar pendidikan dari UGM yang punya pengalaman menempuh pendidikan di luar negeri,” katanya.
KJRI Penang telah melaksanakan dua seri kegiatan webinar yang diikuti oleh lebih dari 100 peserta luring dan 150 peserta daring dari kelompok pekerja migran dan pelajar Indonesia serta pemerhati keimigrasian di Indonesia.
Berita ini juga telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pelajar dan PMI tanyakan sulitnya peroleh "entry permit" Malaysia