Makassar (ANTARA) - Pengamat satwa liar dari Yayasan Ayo Lestarikan Kota Ady Kristanto mendorong Pemerintah Kabupaten Maros untuk serius menyelamatkan keanekaragaman hayati (biodiversity) lewat pembuatan kebijakan.
"Perlu kebijakan untuk itu mengingat keanekaragaman hayati menghadapi sejumlah tantangan, khususnya perluasan areal pertambangan," kata Ady di Makassar, Minggu.
Mencermati fenomena itu, ia meminta keseriusan pemerintah secara "top-down" untuk membuat kebijakan dalam mengantisipasi dampak pertambangan, demi melindungi keanekaragaman hayati agar tetap terjaga kelestariannya.
Selain itu, juga untuk melindungi hewan mamalia endemik seperti monyet dare (Macaca maura), kelelawar buah Sulawesi (Acerodon celebencis), dan Kuskus Sulawesi (Strigocusus celebencis).
Selain itu, Tarsius (Tarsius fuscus) dan juga termasuk jenis fauna yang terdapat tanaman endemik, seperti mata kucing (Hopea celebica).
Menurut Ady, keanekaragaman hayati di Kabupaten Maros tidak dapat dipisahkan dengan kawasan karst yang juga harus dilindungi, karena menjadi bagian dari Geopark yang sudah menjadi warisan dunia.
Sebagian dari site kawasan karst tersebut sudah masuk dalam catatan UNESCO dan diakui dunia.
Karena itu, lanjut dia, semua pihak harus mendorong Pemkab Maros untuk membuat kebijakan yang betul-betul dapat melindungi biodiversity tersebut, kemudian diaplikasikan di lapangan.
Berita Terkait
Polres Majene meningkatkan patroli kamtibmas di pusat perekonomian
Sabtu, 18 Mei 2024 18:34 Wib
Sulbar gelar konreg PDRB dorong pertumbuhan ekonomi kawasan Kasulampua
Sabtu, 18 Mei 2024 9:58 Wib
Tanjung Bira Bulukumba jadi destinasi wisata primadona Sulsel
Rabu, 15 Mei 2024 6:35 Wib
Bareskrim Polri ungkap tiga WNA pemilik laboratorium narkoba di kawasan Tibubeneng Bali
Senin, 13 Mei 2024 19:41 Wib
PM Singapura mengakui kepemimpinan Presiden Jokowi bagi Indonesia dan kawasan Asia Tenggara
Senin, 29 April 2024 14:11 Wib
Sulbar beri pendampingan usaha ternak kambing di kawasan transmigrasi
Sabtu, 27 April 2024 10:57 Wib
Pemkot Makassar menggencarkan sosialisasi perda kawasan tanpa rokok
Selasa, 23 April 2024 12:52 Wib
Batu besar menimpa jalan di kawasan Karaengta picu kemacetan
Senin, 22 April 2024 0:52 Wib