Makassar (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, mendorong pengembangan dan peningkatan tata kelola kelapa sawit sebagai sumber pertumbuhan ekonomi ke depan.
Bupati Luwu Timur Budiman mengatakan berdasarkan data statistik perkebunan tahun 2022 luas kebun kelapa sawit 9.271,38 hektare dengan jumlah pekebun 4.570 Kepala Keluarga (KK), meningkat menjadi 9.806,35 hektare dengan jumlah pekebun 4.740 KK pada Desember 2023.
“Sebagai bentuk dukungan pengembangan kelapa sawit secara nasional, maka pemerintah telah mengalokasikan pembiayaan yang cukup besar melalui Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPD-PKS),” katanya pada rapat koordinasi di Luwu Timur, Rabu.
Bupati didampingi Wakil Bupati Mochammad Akbar Andi Leluasa dan Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Amrullah pada rapat koordinasi yang juga dihadiri para penyuluh lapangan, asosiasi petani sawit, pelaku usaha, pengurus dan anggota kelompok tani kelapa sawit.
Selain pengembangan sektor hulu, kata dia, pemerintah daerah sejak tiga tahun terakhir telah mendorong tumbuhnya investasi di industri kelapa sawit.
“Terlepas dari dinamika dan problematika pasar yang ada, seringkali dijumpai TBS (Tandan Buah Segar) kita masih dipasarkan keluar dari wilayah Kabupaten Luwu Timur,” katanya.
Menurut dia, sebagai salah satu daerah sentra kelapa sawit di Sulawesi Selatan, maka sudah saatnya kembali menata dan memperbaiki pengelolaan sawit yang ada, mulai dari penataan maupun penguatan.
“Semoga rapat koordinasi ini menjadi momentum dalam membangun dan mengembangkan kelapa sawit yang lebih baik pada masa yang akan datang,” harapnya.
Bupati dalam kesempatan itu melakukan penandatanganan prasasti bantuan sarana dan prasarana jalan perkebunan kelapa sawit bagi Kelompok Tani Caryata Jaya dari Desa Kasintuwu dan Kelompok Tani Laimbo Permai dari Desa Margolimbo