Berbagai Organisasi Masyarakat (Ormas) Islam di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, mengajak kaum Muslimin di daerah itu mengikuti aksi dukungan global untuk Gaza dan Palestina pada Sabtu besok (3/08), dengan titik kumpul di Monumen Mandala Makassar, pukul 08.00 Wita.
Ustadz Muhammad Ikhwan Jalil selaku Pembina dalam pelaksanaan aksi menyampaikan tujuan aksi ini untuk menyuarakan kemanusiaan atas apa yang menimpa umat Muslim di Gaza, Palestina.
"Mari kita menyampaikan tujuan kita untuk menghentikan genosida yang terjadi dan belum berhenti sampai saat ini di Gaza dan Palestina secara umum. Saya kira itu yang menjadi tujuan utama dan sebagai kaum Muslimin dan bangsa Indonesia," kata dia pada temu media di Makassar, Jumat.
Menurut Ustadz Ikhwan, Indonesia adalah negara Islam dengan berpenduduk Muslim terbesar sehingga memiliki tanggung jawab menjadi yang terdepan dalam menyuarakan dan memberikan kontribusi nyata untuk kebebasan atau pembebasan dan kemerdekaan Palestina. Terutama penghentian genosida yang terjadi di Gaza dan Palestina.
Aksi ini diinisiasi oleh Wahdah Islamiyah yang mendapat dukungan dari ormas Islam dan berbagai komunitas Islam, termasuk Pemerintah Kota Makassar.
"Insya Allah seluruh warga Makassar dan sekitarnya mendukung. Tujuannya tidak lain dan tidak bukan untuk mewujudkan apa yang menjadi kewajiban kita dari sisi kemanusiaan untuk menyuarakan keadilan dan kebebasan bagi warga Palestina," katanya menguraikan.
Ketua Panitia Aksi untuk Palestina Ustadz Syaibani Mujiono mengemukakan bahwa sekitar 5.000 hingga 10.000 massa akan hadir dengan membawa tuntutan perdamaian bagi warga Palestina.
Sejumlah poin utama aksi dukungan global untuk Gaza dan Palestina yaitu stop genosida, selamatkan Gaza dan free Palestine atau kemerdekaan untuk Palestina.
"Ini adalah suara dari lubuk hati kemanusiaan," kata Ustadz Syaibani.
Dia mengemukakan berkenaan dengan momentum Agustus, bulan kemerdekaan Indonesia, melalui aksi ini akan menanamkan nilai-nilai perjuangan kepada kawula muda, betapa berharganya kemerdekaan sebuah bangsa dan negara.
Termasuk memperkuat solidaritas bangsa dan Tanah Air agar negara tetap kokoh.
"Kita akan menanamkan kepada yang hadir dan anak muda kita bahwa begitu berharga, yang namanya kemerdekaan, seperti negeri kita di Indonesia yang perlu kita isi dengan yang terbaik, selain kita merasakan nikmat Allah atas kemerdekaan bagi bangsa dan negara kita," ucapnya.
Aksi menuntut kemerdekaan Palestina ini dinilai juga menjadi bagian dari amanat pembukaan UUD 1945 yang berbunyi "penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan".
Sudah 300 hari lebih genosida terjadi dan Palestina terus digempur yang mengakibatkan 10.921 perempuan meninggal dunia, 16.251 anak yang menjadi korban, 91.073 orang mengalami luka-luka dan sebanyak 1.720.000 lebih rumah dan bangunan rata dengan tanah.
Ustad Muchtar dari Perwakilan ormas yang mendukung aksi menyebutkan semangat perjuangan harus terus disuarakan agar genosida dihentikan dan membebaskan Palestina.
"Bukan hanya duka terhadap anak-anak dan wanita, tetapi mari melalui doa-doa kita, mengajak kaum Muslimin minimal dalam setiap shalat ikut mendoakan anak-anak Gaza," kata dia.*