Makassar (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Selatan dan United States Agency for International Development (USAID) Jalin terus bersinergi dalam upaya melindungi kesehatan Ibu dan bayi baru lahir (KIB).
Wakil Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman di Makassar, Selasa, mengatakan pertemuan dengan pihak USAID hari ini memang fokus membahas seribu hari pertama kehidupan dan diprioritaskan di enam Provinsi salah satunya adalah Sulsel dan Kabupatennya yakni Gowa.
"Kita berharap agar tim USAID Jalin dan Pemerintah Provinsi Sulsel dan Kabupaten/Kota bisa bersinergi," harap Alumni Teknik Unhas itu.
Ia menambahkan, mereka akan menjalankan program ini dengan mengidentifikasi angka kematian yang banyak terjadi dan saat ini akan diintervensi oleh mereka angka kematian ibu dan bayi yang baru lahir di Gowa.
"Mereka sudah memiliki mitigasi solusi tentunya ada sekitar 71-an dan tentu ini adalah memperbaiki angka kematian yang sudah tidak bisa lagi d tekan. Dan Alhamdulillah kami juga memiliki program yakni seribu hari kehidupan pertama dengan mengintervensi anggaran sebesar 8 Miliar," ujarnya usai menerima kunjungan dari Tim United States Agency for International Development (USAID) Jalin hari ini.
Hadir dalam pertemuan tersebut Plt Kadis Kesehatan Bachtiar Baso, Dr Ati Manager USAID Jalin Sulsel.
Ella Hoxa sebagai Chief Of Party (COP) USAID Jalin mengatakan, bahwa USAID Jalin bermitra dengan Kementerian Kesehatan untuk melindungi Ibu dan bayi baru lahir di Indonesia. Amerika Serikat dan Indonesia berkomitmen untuk bekerjasama dalam menyelamatkan kehidupan ibu dan bayi yang baru lahir.
Menurutnya, USAID Jalin mendukung kegiatan di 120 Kabupaten prioritas pemerintah Indonesia untuk Kesehatan Ibu dan Bayi baru lahir (KIB) tingkat nasional dan telah hadir di 65 Kabupaten di 6 Provinsi yakni Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, dan Jawa Barat.
Hasil identifikasi USAID Jalin 25 persen kematian ibu hamil dan bayi pada saat perjalanan ke rumah sakit dan 75 persen pada saat di rumah sakit. "Sehingga, Kami berkesimpulan bahwa salah satu penyebab tingginya kematian adalah penanganan di RS," ungkapnya.
"Dari kesimpulan 75 persen kematian ibu dan anak pada saat d rumah sakit maka tim USAID akan memperkuat metode pelayanan d RS dengan melakukan pendampingan dan mentoring," tambahnya.
Lebih lanjut Ella Hoxa menjelaskan, jika pihak USAID telah melakukan/identifikasi 3 metode penurunan angka kematian bayi dan ibu yang telah dilakukan pemerintah yang dinilai berhasil di 3 tempat yaitu :Bone : program bola assedding (pertemuan ibu hamil dan menyusui dan tenaga kesehatan untuk membahas bersama-sama masalah kehamilan, gizi dan lainnya), Bulukumba: Program donor darah untuk ibu hamil dan program ambulans laut (pangkep).
Berita Terkait
Kasus DBD di Sulsel tembus 1.620 kasus
Sabtu, 20 April 2024 7:16 Wib
Kadin Sulsel siap mempromosikan KEK Bira-Takabonerate melalui PSBM XXIV
Jumat, 19 April 2024 19:44 Wib
Penjabat Gubernur Sulsel dianugerahi gelar adat Daeng Mappuji
Jumat, 19 April 2024 17:48 Wib
Kemenkumham Sulsel siap bersinergi dengan Kejati Sulsel
Jumat, 19 April 2024 13:09 Wib
Pj Gubernur: Pemprov Sulsel siap berkolaborasi dengan kejaksaan
Jumat, 19 April 2024 9:36 Wib
Pj Gubernur Sulsel mengapresiasi sinergisitas Basarnas tangani bencana
Jumat, 19 April 2024 7:40 Wib
Gerindra dan Nasdem bahas koalisi Pilkada 2024 di Sulsel
Kamis, 18 April 2024 23:37 Wib
KKSS : Pelaksanaan PSBM fokus melihat potensi produk lokal Sulsel
Kamis, 18 April 2024 20:55 Wib