Penjabat Gubernur Sulbar: Kunjungan Menparekraf penyemangat wisata
Mamuju (ANTARA) - Penjabat Gubernur Sulawesi Barat Akmal Malik berharap melalui kunjungan Menteri Pariwisata Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno di daerah itu dapat menjadi penyemangat bangkitnya pariwisata di Sulbar.
"Semoga dengan kehadiran Pak Menparekraf, menjadi penyemangat melakukan pembenahan sektor pariwisata di Sulbar," kata Akmal Malik, saat mendampingi Menparekraf Sandiaga Uno mengunjungi rumah tenun ikat Sekomandi di Desa Bambu Kabupaten Mamuju, Kamis sore.
Sementara itu, pada kunjungan di rumah tenun ikat Sekomandi, Menparekraf Sandiaga Uno menyerahkan bantuan Rp50 juta guna pengembangan rumah tenun tersebut.
"Kita harapkan bantuan bisa bermanfaat, dan menjadi motivasi bagi UMKM lainnya," ujar Sandiaga Uno.
Pada kesempatan itu, Sandiaga Uno juga menyampaikan apresiasi kepada Bungalia, seorang penenun kain ikat Sekomandi yang telah mempertahankan tradisi tersebut selama bertahun-tahun.
Menparekraf berjanji akan membantu mempromosikan tenun kain ikat Sekomandi dan mendorong penenun untuk melakukan inovasi.
"Kami akan membantu mempromosikan tenun ikat Sekomandi ini, sebagai salah satu produk tenun lokal di Kabupaten Mamuju," kata Sandiaga Uno.
Bungalia, pemilik rumah tenun Sekomandi menyampaikan terima kasih atas kunjungan Menparekraf Sandiaga Uno tersebut.
Ia berharap melalui kunjungan Menparekraf itu dapat membantu pengembangan usaha tenun Sekomandi yang dilakukannya secara turun temurun.
"Tenun Sekomandi ini dirintis oleh orang tua saya dan akan kami terus pertahankan sampai ke anak cucu saya," tutur Bungalia.
Ia menyampaikan bahwa salah satu masalah yang dihadapi dalam produksi kain tenun Sekomandi adalah permodalan.
Sama seperti usaha lainnya, permodalan lanjut Bungalia menjadi masalah yang dihadapi dalam proses pembuatan kain tenun Sekomandi.
Apalagi, tambahnya, kain Sekomandi harganya mahal sebab proses produksinya bisa memakan waktu berbulan-bulan dan biayanya cukup besar sehingga yang membeli dari kalangan tertentu saja.
"Jadi, kami memproduksi sesuai pesanan dan kalau ada pesanan saya cukup kewalahan sehingga meminta bantuan tetangga," tuturnya.
'Nah, mereka ini umumnya janda sehingga butuh makan untuk anak-anaknya. Inilah yang menjadi salah satu kendala kami sehingga dengan kedatangan pak Menparekraf ini, bantuan dari berbagai pihak," kata Bungalia.
"Semoga dengan kehadiran Pak Menparekraf, menjadi penyemangat melakukan pembenahan sektor pariwisata di Sulbar," kata Akmal Malik, saat mendampingi Menparekraf Sandiaga Uno mengunjungi rumah tenun ikat Sekomandi di Desa Bambu Kabupaten Mamuju, Kamis sore.
Sementara itu, pada kunjungan di rumah tenun ikat Sekomandi, Menparekraf Sandiaga Uno menyerahkan bantuan Rp50 juta guna pengembangan rumah tenun tersebut.
"Kita harapkan bantuan bisa bermanfaat, dan menjadi motivasi bagi UMKM lainnya," ujar Sandiaga Uno.
Pada kesempatan itu, Sandiaga Uno juga menyampaikan apresiasi kepada Bungalia, seorang penenun kain ikat Sekomandi yang telah mempertahankan tradisi tersebut selama bertahun-tahun.
Menparekraf berjanji akan membantu mempromosikan tenun kain ikat Sekomandi dan mendorong penenun untuk melakukan inovasi.
"Kami akan membantu mempromosikan tenun ikat Sekomandi ini, sebagai salah satu produk tenun lokal di Kabupaten Mamuju," kata Sandiaga Uno.
Bungalia, pemilik rumah tenun Sekomandi menyampaikan terima kasih atas kunjungan Menparekraf Sandiaga Uno tersebut.
Ia berharap melalui kunjungan Menparekraf itu dapat membantu pengembangan usaha tenun Sekomandi yang dilakukannya secara turun temurun.
"Tenun Sekomandi ini dirintis oleh orang tua saya dan akan kami terus pertahankan sampai ke anak cucu saya," tutur Bungalia.
Ia menyampaikan bahwa salah satu masalah yang dihadapi dalam produksi kain tenun Sekomandi adalah permodalan.
Sama seperti usaha lainnya, permodalan lanjut Bungalia menjadi masalah yang dihadapi dalam proses pembuatan kain tenun Sekomandi.
Apalagi, tambahnya, kain Sekomandi harganya mahal sebab proses produksinya bisa memakan waktu berbulan-bulan dan biayanya cukup besar sehingga yang membeli dari kalangan tertentu saja.
"Jadi, kami memproduksi sesuai pesanan dan kalau ada pesanan saya cukup kewalahan sehingga meminta bantuan tetangga," tuturnya.
'Nah, mereka ini umumnya janda sehingga butuh makan untuk anak-anaknya. Inilah yang menjadi salah satu kendala kami sehingga dengan kedatangan pak Menparekraf ini, bantuan dari berbagai pihak," kata Bungalia.