Kawasan Adat Ammatoa Kajang menjadi ikon wisata budaya Bulukumba
Bulukumba (ANTARA) - Kawasan Adat Ammatoa Kajang yang menjadi ikon wisata budaya Kabupaten Bulukumba akan menjadi program strategis Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan,
"Wisata Ammatoa Kajang sebagai bagian dari masyarakat yang memiliki ciri budaya khas, ini tentu diharapkan ke depan menjadi bagian program strategis Dispapora dengan menggandeng berbagai pihak termasuk Pokdarwis," kata Kepala Dispapora Bulukumba, H Muhammad Daud Kahal menanggapi potensi wisata budaya di Bulukumba, Minggu.
Menurut dia, semua pihak dapat membantu agar kawasan adat Ammaotoa Kajang lebih dikenal oleh wisatawan nusantara hingga wisatawan mancanegara.
Dengan keunikan budaya dan pola hidup tradisional yang masih terjaga hingga saat ini, diyakini dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan.
Komunitas masyarakat adat Ammatoa Kajang dengan ciri khas berbusana kain hitam dan tidak menggunakan benda-benda inovasi teknologi, tetap eksis dengan kearifan lokal yang dipegang teguh.
"Keteguhannya dalam memelihara adat budaya yang masih tradisional jauh dari kesan modern, menjadi nilai jual tersendiri untuk wisata budaya di Bulukumba," kata Daud.
Meski diakui, Bulukumba kaya dengan potensi wisata diantaranya terdapat wisata bawah laut, wisata pantai, wisata religi, wisata pegunungan, wisata kuliner dan sebagainya.
Khusus wisata budaya Ammatoa Kajang, lanjut dia, dalam rentan waktu yang cukup lama, kawasan adat Ammatoa Kajang sudah dikenal di dalam dan luar negeri.
Hal itu diakui oleh salah seorang pengujung asal Prancis Louis Alexander yang didampingi teman media sosialnya asal Bali, Nyoman Adiana.
Menurut dia, sudah lama merencanakan mengunjungi kawasan adat Ammatoa Kajang yang terkenal dengan budaya dan kearifan lokalnya menjaga lingkungan, namun karena pandemi COVID-19 sempat terhalang.
"Sekarang sudah bisa berwisata lagi, jadi disempatkan ke kawasan adat Ammatoa Kajang setelah dari Bali," katanya.
"Wisata Ammatoa Kajang sebagai bagian dari masyarakat yang memiliki ciri budaya khas, ini tentu diharapkan ke depan menjadi bagian program strategis Dispapora dengan menggandeng berbagai pihak termasuk Pokdarwis," kata Kepala Dispapora Bulukumba, H Muhammad Daud Kahal menanggapi potensi wisata budaya di Bulukumba, Minggu.
Menurut dia, semua pihak dapat membantu agar kawasan adat Ammaotoa Kajang lebih dikenal oleh wisatawan nusantara hingga wisatawan mancanegara.
Dengan keunikan budaya dan pola hidup tradisional yang masih terjaga hingga saat ini, diyakini dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan.
Komunitas masyarakat adat Ammatoa Kajang dengan ciri khas berbusana kain hitam dan tidak menggunakan benda-benda inovasi teknologi, tetap eksis dengan kearifan lokal yang dipegang teguh.
"Keteguhannya dalam memelihara adat budaya yang masih tradisional jauh dari kesan modern, menjadi nilai jual tersendiri untuk wisata budaya di Bulukumba," kata Daud.
Meski diakui, Bulukumba kaya dengan potensi wisata diantaranya terdapat wisata bawah laut, wisata pantai, wisata religi, wisata pegunungan, wisata kuliner dan sebagainya.
Khusus wisata budaya Ammatoa Kajang, lanjut dia, dalam rentan waktu yang cukup lama, kawasan adat Ammatoa Kajang sudah dikenal di dalam dan luar negeri.
Hal itu diakui oleh salah seorang pengujung asal Prancis Louis Alexander yang didampingi teman media sosialnya asal Bali, Nyoman Adiana.
Menurut dia, sudah lama merencanakan mengunjungi kawasan adat Ammatoa Kajang yang terkenal dengan budaya dan kearifan lokalnya menjaga lingkungan, namun karena pandemi COVID-19 sempat terhalang.
"Sekarang sudah bisa berwisata lagi, jadi disempatkan ke kawasan adat Ammatoa Kajang setelah dari Bali," katanya.