Makassar (ANTARA) - Kepala Dinas Kesehatan Makassar, Sulawesi Selatan, dr Nursaidah Sirajuddin mengatakan kasus gangguan gagal ginjal akut belum ditemukan di daerah itu, namun pihaknya sudah siaga dengan fasilitas layanan kesehatan yang memadai.
"Kalau di Makassar ini belum ada laporan yang kami terima dan semoga tidak ada anak di Makassar yang mengalaminya," ujarnya di Makassar, Jumat.
Dokter Nursaidah mengatakan, sejak merebaknya gangguan ginjal akut itu, pihaknya kemudian meningkatkan kesiagaan memantau kasus tersebut dan meminta seluruh fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) agar bersiap.
Dia juga menerangkan fasilitas kesehatan yang dimiliki RSUD Daya cukup lengkap untuk menerima pasien jika ada warga atau anak yang mengalami gangguan ginjal akut.
Bukan cuma itu, pihaknya juga terus berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Sulsel jika ditemukan indikasi ke gangguan ginjal akut tersebut.
"Semua fasyankes saat ini siaga, begitu ada keluhan langsung kita tindaklanjuti sambil berkoordinasi dengan Dinkes Sulsel," katanya.
Selain itu, pihaknya juga sudah mengeluarkan surat edaran yang merujuk pada keputusan Kementerian Kesehatan terkait dengan adanya kasus gangguan ginjal akut pada anak.
"Begitu ada keputusan yang dikeluarkan oleh Kemenkes, kami pun melakukan hal yang sama agar untuk sementara tidak mengeluarkan obat sirup untuk pasien," ujarnya.
Nursaidah mengatakan, edaran yang dikeluarkan kepada seluruh layanan kesehatan baik rumah sakit, pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas), maupun apotek karena adanya kasus gangguan ginjal akut yang sedang viral saat ini.
Menurut dia, instruksi yang dikeluarkan oleh Kemenkes itu merupakan langkah antisipasi sebelum ada penelitian mendalam terkait penyebab gangguan ginjal akut progresif atipikal yang mayoritas menyerang usia anak di Indonesia.
"Yang diserang kasus gangguan ginjal akut ini adalah anak-anak. Kami pun terus memantau perkembangannya dan meminta kepada seluruh pusat layanan kesehatan agar tetap siaga jika ada warga yang mengalami gangguan kesehatan," katanya.
Terkait dengan apakah akan menarik semua obat berbentuk sirup itu, pihaknya masih menunggu arahan dan instruksi dari Kemenkes. Namun untuk saat ini, dirinya meminta agar semua obat jenis sirup itu disimpan terlebih dahulu.
Adapun dalam kasus kasus gangguan ginjal akut progresif atipikal di Indonesia ini, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) melaporkan kasus mencapai 192 orang per Selasa (18/10). Lonjakan kasus bulanan tertinggi tercatat terjadi pada September 2022 dengan 81 kasus yang dilaporkan.
Berita Terkait
RSUD Sulbar melayani pasien penyakit batu ginjal dan jantung
Kamis, 15 Februari 2024 20:41 Wib
RSUD Sulbar hadirkan teknologi pemecah batu ginjal untuk peserta JKN
Minggu, 14 Januari 2024 22:17 Wib
Operasi transplantasi ginjal pertama RSWS Makassar berlansung lancar
Sabtu, 2 Desember 2023 14:51 Wib
Menko PMK: Presiden setujui pemberian bantuan untuk korban gagal ginjal akut
Kamis, 28 September 2023 11:05 Wib
Polisi mengajukan "red notice" ke Interpol terkait buronan TPPO jual ginjal kabur ke Kamboja
Jumat, 28 Juli 2023 18:27 Wib
Polisi mengejar tersangka lain dalam kasus perdagangan ginjal
Jumat, 28 Juli 2023 15:17 Wib
Imigrasi Bali tidak melindungi pegawai terlibat sindikat jual beli ginjal di Kamboja
Sabtu, 22 Juli 2023 20:22 Wib
Kemenkes : 12 provinsi di Indonesia tempati angka tertinggi kasus ginjal kronis
Selasa, 7 Maret 2023 14:39 Wib